Pengungsi Masuk Aceh

Aceh Rentan Masuk Pengungsi Luar Negeri Seperti Rohingya, Ini Penyebabnya

Aceh menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi tujuan imigran dari luar terutama Rohingnya karena letak Aceh yang strategis .

Penulis: Cut Bintu Jabbabirah | Editor: Jamaluddin
FREEP!K
ILUSTRASI PERAHU ROHINGYA - Ilustrasi perahu pengungsi Rohingnya. Aceh rentan menjadi tempat tujuan mereka dan pengungsi dari luar negeri lainnya dengan dalih terdampar. 

Menurut Tgk Faisal Ali, pengawasan atau penjagaan daerah pesisir memang perlu diperketat lagi supaya tidak mudah bagi warga asing masuk ke Aceh secara ilegal.

PROHABA.CO - Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sangat rentan masuknya refugees atau pengungsi terutama dari Myanmar.

Hal ini terjadi karena Aceh berada di posisi yang sangat strategis.

Aceh terletak di ujung barat Pulau Sumatra, dekat dengan Selat Malaka, yang merupakan jalur perdagangan dan pelayaran internasional.

Hal ini juga menjadikan Aceh sebagai pintu gerbang lalu lintas perniagaan dan kebudayaan yang menghubungkan Timur dan Barat sejak berabad-abad lalu.

Dilansir dari Serambinews.com, pada awal tahun 2025, kasus penyelundupan Rohingnya ke Aceh terjadi lagi.

Polres Aceh Timur menetapkan empat warga negara asing atau WNA asal Myanmar sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana penyelundupan manusia atau TPPM.

Namun, kasus Rohingnya yang masuk ke Aceh secara ilegal ini bukan pertama kali terjadi, tapi sudah sejak tahun 2009 lalu.

Kala itu, pengungsi Rohingnya sudah mulai masuk ke Aceh dan mereka yang dikenal dengan sebutan 'Manusia Perahu' itu pertama kali mendarat di Sabang.

Umumnya, kasus Rohingnya yang masuk ke Aceh dengan dalih terdampar sampai sekarang masih terus terjadi.

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali, juga mempertanyakan tentang kemanan dan pengawasan laut di Aceh, sehingga ketika kapal-kapal pengungsi Rohingnya masuk ke perairan Aceh sangat mudah dan tidak ada yang menghalaunya.

Menurut Tgk Faisal Ali, pengawasan atau penjagaan daerah pesisir memang perlu diperketat lagi supaya tidak mudah bagi warga asing masuk ke Aceh secara ilegal.

Pada tahun 2020, TNI Angkatan Laut sudah meluncurkan dua kapal perang jenis Patroli Cepat (PC-40 M) yaitu Karotang-872 dan Mata Bongsang-873, yang dipimpin Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono bersama Ketua Umum Jalasenastri, Vero Yudo Margono, di galangan PT Karimun Anugrah Sejati, Batam, Kepulauan Riau.

Kapal perang tersebut diluncurkan untuk memperkuat pertahanan wilayah maritim Indonesia.

Yudo pada saat itu menggatakan bahwa Indonesia memiliki wilayah maritim yang sangat luas di dunia dan ini berisiko terhadap keamana wilayah perairan Indonesia.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved