PROHABA.CO, YOKYAKARTA - Kecelakaan maut terjadi di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (6/2).
Sebuah bus pariwisata menghantam tebing Bukit Bego, Padukuhan Kedungbueng, Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Imogiri, sekitar pukul 14.00 WIB. Sebanyak 13 orang tewas dalam tragedi ini.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Bantul AKBP Ihsan mengatakan, bus bernomor polisi AD 1507 EH itu mengangkut rombongan family gathering dari Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng).
Mereka hendak berwisata ke beberapa lokasi DIY.
"Bus pariwisata dari Gandos Abadi merupakan rombongan family gathering dari Sukoharjo, melaksanakan kegiatan wisata dengan menggunakan kendaraan tersebut dari Breksi, Hutan Pinus, dan Pantai Parangtritis," ujarnya dalam jumpa pers, Minggu malam.
Namun, sepulang dari Tebing Breksi bus pariwisata tersebut mengalami kecelakaan.
Awalnya, bus tidak kuat menanjak di kawasan Bukit Bego.
Baca juga: Mobil Tabrak Separator Busway Lalu Terbakar, Dua Orang Tewas
Penumpang kemudian turun.
Ketika bus sudah berhasil menanjak, penumpang kembali ke dalam bus.
Akan tetapi, saat melaju di turunan, bus diduga mengalami rem blong.
“Keterangan saksi yang ada di bus tersebut melihat sopir panik, sambil mempermainkan hand grip persneling, ada indikasi pengereman tidak berfungsi atau blong memainkan perseneling gigi saat turun ke bawah," ucapnya.
Bus oleng, kemudian menabrak tebing.
Karyawan konveksi
Berdasarkan data yang dikumpulkan Kompas.com, 12 penumpang yang tewas berasal dari Desa Mranggen, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
Adapun satu korban tewas lainnya merupakan sopir bus. Ia beralamat di Solo, Jateng.
Baca juga: Jalan Licin, Bus PMTOH Berisi 26 Penumpang Terjungkal di Pidie
Kepala Desa Mranggen Darmadi membenarkan bahwa ada warganya yang menjadi korban dalam kecelakaan bus di Bantul.
Darmadi menjelaskan, bus tersebut mengangkut rombongan wisata karyawan konfeksi PT Adiva.
"Karyawan konveksi milik Mas Agus, karyawannya juga ada yang dari luar Desa Mranggen," ungkapnya.
Minggu malam, sejumlah keluarga korban mendatangi Balai Desa Mranggen untuk melakukan pendataan.
"Pada menunggu sambil pengumpulan data. Ada yang nangis dan tanya-tanya (kabar) terus," jelasnya.(kompas.com)
Baca juga: Truk Masuk Jurang, Satu Tewas Tiga Terluka, Rem Blong Diduga Jadi Penyebab
Baca juga: Madagaskar Diterjang Topan Batsirai, 10 Tewas
Baca juga: Komnas HAM Periksa Bupati Langkat soal Kerangkeng Manusia, Mengarah ke Perbudakan Modern