Hal ini terjadi lantaran saat anak baru lahir mereka lebih rentan dibandingkan orang dewasa.
Ia juga mengatakan jika tingkat vaksinasi turun, seperti yang terjadi pada campak, epidemi bisa pecah lagi.
Di sisi lain, Pemimpin Teknis Covid-19 WHO, Maria van Kerkhove mengatakan virus corona terus beredar pada tingkat yang lebih tinggi dan mengakibatkan kenaikan kasus kematian.
“Kita masih berada di tengah pandemi ini.
Kita semua berharap tidak demikian.
Baca juga: Hati-Hati Berita Hoax Terkait Pandemi Covid-19 yang Diprediksi Meningkat Di Tahun 2022
Tapi kita belum dalam tahap endemi,” terangnya.
Dilansir dari Reuters, Jumat (18/3/2022) beberapa waktu lalu Juru Bicara WHO Margaret Harris juga memperingatkan kepada dunia bahwa pandemi Covid-19 masih jauh dari kata selesai.
“(Pandemi Covid-19) masih jauh dari selesai”.
Yang pasti kita (masih) berada di tengah pandemi,” ucap Harris.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus turut menyampaikan bahwa banyak negara di Asia, dan Pasifik yang saat ini masih menghadapi lonjakan kasus Covid-19 maupun kematian.
“Virus ini terus berkembang, dan kami terus menghadapi kendala besar dalam mendistribusikan vaksin, tes, dan perawatan di mana pun pasien membutuhkannya,” jelasnya.
WHO menyebut, beberapa faktor lain menyebabkan peningkatan kasus infeksi termasuk penularan varian Omicron dan subvarian BA.2, serta pencabutan aturan Covid-19 di banyak negara. (Kompas.com)
Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Jumlah Nakes di RSDC Wisma Atlet Bakal Dikurangi Bertahap
Baca juga: Shanghai Lockdown Selama 9 Hari Akibat Kasus Covid-19 Melonjak Naik
Baca juga: Kim Sejeong, Pemeran Shin Ha-ri dalam Drama Korea A Business Proposal Positif Covid-19