PROHABA.CO, MEDAN - Sejumlah warga berbincang di sebuah warung di Desa Batu Lokot, Kecamatan Galang, Deli Serdang, akhir pekan lalu.
Mereka peternak, sekretaris desa, dokter hewan dan lainnya membahas masalah yang merundung ternak sapinya.
Warung itu berada di kawasan perkebunan kelapa sawit milik swasta.
Puluhan ternak sapi digembalakan di kebun sawit yang sudah berumur di atas 15 tahun itu.
Sebagian memiliki gejala yang sama: mulut berliur, celah kukunya luka, lemas dan tak selera makan.
Drh. Fadhil mengatakan umumnya sapi yang digembalakan itu berasal dari Desa Naga Timbul, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang.
Menurutnya, di tempat itu ada sekitar 18 kelompok angonan dengan jumlah populasi sebanyak 1.135 ekor.
"Tiap kelompok angonan rata-rata 20-150 ekor.
Yang suspect ada 145 ekor dengan gejala ringan dan sedang," katanya.
Dijelaskannya, terhadap ternak sapi itu sebagian sudah diberi penanganan.
Baca juga: Sudah 205 Sapi di Aceh Besar Terjangkit PMK
Ternak yang sudah terdapat gejala dipisahkan namun tidak dikandangkan karena umumnya digembalakan saja.
"Kan kalau terkendala dengan kandang, atau memang tidak dikandangkan, bisa dipisahkan saja lokasi penggembalaannya," katanya.
Kelompok Tani Tunas Baru, Fahrudin Nasution mengatakan, di kelompoknya ada 97 ekor sapi.
Sebagian sudah bergejala mirip dengan ciri-ciri sapi yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) yakni mulut mengeluarkan liur, celah kukunya luka, tak selera makan dan lemas.
"Sekarang ini ada 6 yang bergejala.