Suami saya lalu cerita ke saya.
Saya tergerak gitulah untuk ngebantu dia,” ujarnya.
“Mengingaat lokasi di tempat Bunga di sana itu, juga sangat tidak memungkinkan jauh dari kota.
Kalau di sini (Kota Binjai) kalau terjadi apa-apa, secepat mungkin bisa ditangani medis,” sambungnya.
Mengenai kronologi dan tindak lanjut proses hukum yang dialami Bunga, Henny menyerahkan sepenuhnya ke pihak keluarga.
Dia hanya fokus pada kesehatan Bunga saja.
Baca juga: Perawat RS Bina Kasih Tersangka Pelecehan
Baca juga: Hujan Deras dan Banjir Kembali Landa Uni Emirat Arab
“Saya fokus ke kesahatan Bunga aja dan semua sudah peduli dengan Bunga, dari BBKBN datang, dari PPA juga ada di sini memperhatikan Bunga,” ujar Henny.
Dia berkomitmen untuk merawat Bunga hingga selesai persalinan.
Namun, dia juga tetap membuka akses bagi siapa saja yang ingin memberi perhatian kepada Bunga.
“Sampai sekarang ini kami merawat dia, tapi selanjutnya dari orang BBKBN tidak tahu mau seperti apa, masih dalam pembicaraan kami,” ucap Henny.
Dia juga menerangkan tujuannya menceritakan kisah Bunga media sosial semata-mata untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memperhatikan anaknya.
“Saya kepingin setiap orang tua lebih dekat lagi dengan anak, peduli sama anak, melindungi anak-anak.
Terus bisa menjadi sahabat buat anak kita.
Sedangkan kalau kayak masalah Dek Bunga ini, karena orang tua, apakah sibuk dengan pekerjaan mereka kemudian komunikasinya kurang, pengawasan kurang, akhirnya bisa terjadi sampai larut masalahnya,” tutupnya.
Teranyar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, sambangi langsung kondisi korban pelecehan seksual pada anak usia 12 tahun yang juga saat ini tengah hamil delapan bulan.