Kriminal

Eksekutor yang Tembak Eks Anggota DPRD Langkat Dibayar Rp 10 Juta

Penulis: Redaksi
Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wajah Dedi Bangun (38), warga Desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, eksekutor yang menembak mati Paino, mantan anggota DPRD Langkat pada 26 Januari lalu. Dedi mengaku diperintahkan dan dibayar oleh Tosa Ginting sebanyak Rp 10 juta untuk menembak mati Paino.

PROHABA.CO, MEDAN - Polisi mengungkap pria bernama Dedi Bangun (38), warga Desa Timbang Jaya, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat merupakan eksekutor yang menembak mati Paino, mantan anggota DPRD Langkat pada 26 Januari lalu.

Dedi mengaku diperintahkan dan dibayar oleh Tosa Ginting sebanyak Rp 10 juta untuk menembak dada Paino.

Uang itu pun telah habis digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

"Dibayar 10 juta pak. Udah habis uangnya," kata Dedi Bangun, eksekutor penembakan Paino, Senin (13/2/2023).

Polisi menjelaskan Dedi ditangkap di Sigli, Kabupaten Pidie, saat berusaha melarikan diri.

Berdasarkan pengakuannya, senjata yang sebelumnya digunakan berpindah-pindah tangan dari dia ke Heriska Wantenero sampai akhirnya dibuang ke kebun tebu.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, mengatakan senjata api yang digunakan merupakan rakitan dengan peluru kaliber 9 milimeter.

"Hasil labfor ini senjata rakitan." ucapnya.

Baca juga: Pembunuhan Mantan Anggota DPRD Langkat Terungkap

Tatan menjelaskan upaya pembunuhan itu sempat gagal sebanyak dua kali.

Pertama, pada 20 Januari para tersangka mencoba membunuh Paino menggunakan senjata tajam di sebuah warung.

Namun, karena di lokasi itu ramai warga pembunuhan urung dilakukan.

Kedua, pada tanggal 26 Januari sekitar pukul 19:00 WIB saat Paino berkendarasendirian dan para pelaku mencoba mengejar Paino untuk membunuhnya, namun gagal karena Paino tancap gas mengendarai sepeda motornya.

Nah, beberapa jam berikutnya ini atau percobaan ketiga ini pun nyaris gagal karena saat Paino akan dihabisi di warung ternyata juga ramai warga.

Disinilah Tosa Ginting mengatur rencana untuk mencegat Paino di tengah jalan saat hendak pulang dari warung sebelumnya.

Tosa Ginting memerintahkan tiga tim pemantau tak jauh dari lokasi untuk memberi kabar jika Paino sudah bergerak.

Halaman
12