Luar Negeri

Nahel M yang Kematiannya Memicu Kerusuhan Prancis

Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok Nahel M, Remaja 17 Tahun yang Tewas Ditembak Polisi, Kematiannya memicu Kerusuhan di Perancis

Neneknya menyebut Nahel sebagai anak yang ramah dan baik.

“(Dia) menolak untuk berhenti, tapi bukan berarti Anda diizinkan untuk membunuhnya,” kata pemimpin Partai Sosialis, Olivier Faure.

“Semua anak Republik memiliki hak atas keadilan,” tambahnya.

Antara rugby dan teknisi listrik Nahel menghabiskan tiga tahun terakhir bermain rugby di klub Pirates of Nanterre.

Baca juga: Lagi, Polisi Amankan 10 Remaja di Lhokseumawe Diduga Hendak Tawuran

Dia telah menjadi bagian dari program integrasi untuk remaja yang kesulitan di sekolah.

Program itu dijalankan oleh sebuah yayasan bernama Ovale Citoyen.

Program tersebut bertujuan untuk mengajak orang-orang dari daerah tertinggal untuk magang dan Nahel sedang belajar menjadi teknisi listrik.

Ketua Ovale Citoyen, Jeff Puech, adalah salah satu orang yang paling mengenalnya.

Dia bertemu Nahel beberapa hari lalu dan berbicara tentang anak yang menggunakan rugby untuk bertahan hidup itu.

“Dia adalah seseorang yang memiliki keinginan untuk menyesuaikan diri secara sosial dan profesional, bukan anak yang berurusan dengan narkoba atau mendapat kesenangan dari kejahatan remaja,” kata Puech kepada Le Parisien.

Dia memuji sikap teladan remaja itu, jauh dari pembunuhan karakter yang disebarkan di media sosial.

Dia mengenal Nahel ketika dia tinggal bersama ibunya di Vieux-Pont, pinggiran kota Nanterre, sebelum mereka pindah ke perkebunan Pablo Picasso.

Satu hal yang menjadi perhatian, keluarganya berasal dari Aljazair.

Baca juga: Membanggakan, 12 Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe Lolos Bekerja di Hongaria dan Cekoslowakia

“Semoga Allah memberinya rahmat,” bunyi tulisan yang dibentangkan di jalan lingkar Paris, di luar Stadion Parc des Princes.

“Kekerasan dilakukan oleh polisi setiap hari, terutama jika Anda orang Arab atau berkulit hitam,” kata seorang pemuda lainnya di Kota Paris yang menyerukan keadilan bagi Nahel

Halaman
123