"Shoigu memuji militer Korea Utara sebagai yang terkuat di dunia, dan keduanya membahas kerja sama keamanan dan pertahanan strategis," lapor KCNA.
Profesor studi internasional di Ewha Womans University di Seoul, Leif-Eric Easley, berpendapat kehadiran delegasi Cina dan Rusia di acara-acara dengan rudal balistik yang dilarang meragukan kesediaan negara-negara tersebut untuk menegakkan sanksi.
Rusia dan Cina telah menentang upaya yang dipimpin AS untuk menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Korea Utara atas pengejaran rudal balistiknya yang berkelanjutan, dengan alasan tindakan yang ada harus dilonggarkan untuk tujuan kemanusiaan dan untuk membantu membujuk Pyongyang untuk bernegosiasi.
“Tidak membantu ketika dua anggota tetap Dewan Keamanan PBB secara terbuka mendukung rezim Korea Utara yang melanggar hak asasi manusia dan mencemooh resolusi yang melarang pengembangan nuklir dan misilnya,” kata Easley.
(kompas.com)
Baca juga: Korea Utara Tembakkan Dua Rudal Jarak Pendek ke Arah Laut Timur
Baca juga: AS Tuduh Iran Bantu Rusia Serang Ukraina, Pasok Bahan Bangun Pabrik Drone
Baca juga: Peringatan Mantan Presiden Rusia: Insiden Nuklir Bisa Saja Terjadi di Eropa
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korea Utara Pamer Rudal Balistik dan Drone pada Peringatan 70 Tahun Hari Kemenangan",