Houthi telah mengatakan bahwa mereka akan menargetkan kapal mana pun yang melakukan perjalanan ke Israel, terlepas dari kewarganegaraannya, dan sekarang melancarkan serangan rutin.
PROHABA.CO - Dua perusahaan pelayaran mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan perjalanan yang melewati Laut Merah.
Hal itu karena setelah rangkaian serangan Houti Yaman terhadap sebuah kapal.
Dilansir dari Aljazeera pada Sabtu (16/12/2023), sebuah perusahaan pelayaran Denmark Maersk mengatakan bahwa mereka akan menangguhkan perjalanan kapalnya melalui Selat utama Bab al-mandeb.
Perusahaan pelayaran kontainer Jerman Hapag-Lloyd juga mengatakan hal demikian.
Mereka menghentikan perjalanan di Laut Merah hingga Senin (18/12/2023).
Hal itu diumumkan setelah Houthi Yaman melakukan serangan terhadap dua kapal berbendera Liberia di Selat Bab al-Mandab pada Jumat (15/12/2023) pagi lalu.
Kapal-kapal tersebut diserang dengan drone sehingga salah satu kapal tersebut terbakar.
Namun, serangan tersebut tidak menimbulkan korban jiwa atau luka-luka.
Baca juga: Puluhan Orang Tewas Dalam Serangan Udara Militer Israel Semalam
Kapal tersebut diidentifikasi sebagai Al-Jasrah berbendera Liberia, kapal kontainer sepanjang 370 meter (1.200 kaki) yang dibangun pada tahun 2016.
Perusahaan intelijen swasta, Ambrey, mengatakan kapal tersebut, yang dimiliki oleh perusahaan transportasi Jerman Hapag-Lloyd, mengalami kerusakan fisik akibat serangan udara di utara kota pesisir al-Makha (Mocha), Yaman.
“Proyektil tersebut dilaporkan mengenai sisi kiri kapal dan satu kontainer jatuh ke laut akibat benturan tersebut.
Proyektil itu menyebabkan kebakaran di dek” lapornya melalui radio.
Dua rudal balistik ditembakkan dalam serangan kedua, di mana salah satunya menghantam sebuah kapal, menyebabkan kebakaran, yang sedang dipadamkan oleh awak kapal, kata pejabat AS.
Kantor berita Associated Press mengidentifikasi kapal yang diserang dalam serangan kedua adalah MSC Palatium III berbendera Liberain.