AS "benar-benar yakin" akan ketepatan serangannya terhadap sasaran-sasaran milisi, kata Sims, seraya memuji para pembom B-1 yang melakukan penilaian tersebut.
Baca juga: Perang Jarak Nol, 25 Tentara Israel Tewas Usai Digempur Al-Qassam dan Al-Quds
"Indikasi awal adalah serangan kami tepat sasaran, dengan sejumlah ledakan sekunder terkait dengan lokasi amunisi dan logistik yang menjadi sasaran," kata Sims.
Sims mengatakan AS memperkirakan akan ada korban jiwa ketika memilih targetnya.
"Kami tahu ada militan yang menggunakan lokasi tersebut."
"Kami melakukan serangan malam ini dengan gagasan bahwa kemungkinan besar akan ada korban jiwa yang terkait dengan orang-orang yang berada di dalam fasilitas tersebut," pungkasnya.
Irak Kutuk Serangan AS
Irak pada hari Sabtu mengutuk serangan balasan AS terhadap kelompok bersenjata pro-Iran di wilayahnya.
Juru bicara Perdana Menteri Irak Mohamed Shia Al-Sudani, Jenderal Yehia Rasool memperingatkan akan adanya konsekuensi bencana bagi negara dan sekitarnya.
Yehia Rasool mengatakan, serangan hari Jumat di Irak barat dekat perbatasan Suriah adalah "pelanggaran kedaulatan Irak".
Baca juga: Serang Pasukan Kurdistan di Irak dan Suriah Melalui Udara, Turkiye Berhasil Hancurkan 24 Target
"Ini (serangan AS) akan membawa konsekuensi yang berbahaya bagi keamanan dan stabilitas Irak dan kawasan," kata Rasool dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Arab News.
Beberapa milisi telah menjadi ancaman terhadap pangkalan-pangkalan AS selama bertahun-tahun.
Namun, kelompok-kelompok tersebut meningkatkan serangan mereka setelah perang Israel dengan Hamas pecah pada 7 Oktober.
Serang tersebut telah menyebabkan kematian ribuan warga sipil di Gaza dan kini menyebar ke empat negara lainnya.
Kelompok milisi yang didukung Iran di seluruh kawasan telah menggunakan konflik ini untuk membenarkan serangan terhadap kepentingan Israel atau AS, termasuk mengancam kapal komersial sipil dan kapal perang AS dengan drone atau rudal hampir setiap hari.
Hingga Selasa kemarin, kelompok milisi yang didukung Iran telah melancarkan 166 serangan terhadap instalasi militer AS sejak 18 Oktober.