Kan, ada juga orang yang tinggal di masjid, tapi mereka cuma numpang saja, tidak menjadikan masjid sebagai tempat penagabdian," ungkap Nanda.
Pengabdian tersebut, sambung Nanda, membuat upah bukan menjadi hal utama baginya.
"Jadi marbut upah saya Rp 300.000 per bulan, cukuplah untuk tambah biaya kuliah meringankan biaya orang tua.
Orang tua juga mendukung saya jadi marbut.
Beliau berpesan jangan melihat bebas kecil gaji, tapi bekerjalah dengan Ikhlas.
Dan, saya akan menjadi marbut hingga selesai kuliah nanti.
Insya Allah," tutup Deskananda. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Mahasiswa di Aceh 2 Tahun Mengabdikan Diri Jadi Marbut Masjid",
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News