Takbir Idul fitri sunnah dimulai sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal sampai takbiratul Ihramnya Imam shalat Id bagi yang berjamaah, atau takbiratul Ihramnya mushalli sendiri, bagi yang shalat sendirian.
PROHABA.CO - Bulan Puasa segera berakhir, umat muslim akan memasuki bulan Syawal dan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Sebentar lagi umat Islam akan memasuki Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Hari kemenangan tersebut dapat dirayakan dengan melantunkan lafadz takbiran.
Malam takbiran biasanya di isi dengan gemaan takbir.
Mengumandangkan takbiran dalam menyambut Idul Fitri merupakan sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Mengumandangkan takbir malam terakhir Ramadhan dan saat Idul Fitri 1 Syawal merupakan suatu sunnah yang sangat ditekankan.
Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. mengumandangkan takbir pada malam terakhir Ramadhan hingga pagi hari satu Syawal.
Hal ini sesuai dengan apa yang difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 185:
: وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ
Artinya, “Dan sempurnakanlah bilangan Ramadhan, dan bertakbirlah kalian kepada Allah”. (QS. Al-Baqarah: 185).
Baca juga: Meriahkan Idul Fitri 1445 Hijriah, Pemerintah Aceh Gelar Pawai Takbir Keliling, Ini Rutenya
Dilansir dari laman Kemenag RI, ada dua jenis takbir Idul Fitri. Pertama, muqayyad (dibatasi), yaitu takbir yang dilakukan setelah shalat, baik fardhu atau sunnah.
Setiap selesai shalat, dianjurkan untuk membaca takbir.
Kedua, mursal (dibebaskan), yaitu takbir yang tidak terbatas setelah shalat, bisa dilakukan di setiap kondisi.
Takbir Idul Fitri bisa dikumandangkan di mana saja, di rumah, jalan, masjid, pasar atau tempat lainnya.