Meskipun Aktoprak mengatakan kekerasan tersebut tidak terkait dengan tanah longsor, namun militer Papua Nugini menyediakan pengawalan keamanan untuk memastikan perjalanan yang aman bagi konvoi bantuan bencana alam tersebut.
Di beberapa titik, tanah longsor yang terdiri atas batu-batu besar seukuran mobil, pohon-pohon tumbang, dan tanah bergolak diperkirakan memiliki kedalaman delapan meter.
Penduduk setempat mengatakan bahwa tanah longsor tersebut mungkin dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa minggu terakhir.
Papua Nugini memiliki salah satu iklim terbasah di dunia, dengan hujan terberat terkonsentrasi di daerah dataran tinggi yang lembab.
Gambar-gambar menunjukkan para pekerja bertelanjang kaki menggeser tanah dengan sekop dan kapak, sementara yang lain memunguti tumpukan besi bergelombang yang hancur yang dulunya menjadi tempat berteduh.
Alat berat yang sangat dibutuhkan diperkirakan akan mulai tiba di lokasi pada Minggu (26/5/2024) hari ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Longsor Timbun Desa di Papua Nugini, 670 Orang Diperkirakan Tewas",
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News