Selain itu berdasarkan hasil pemeriksaan dokter klinik yang menangani korban, bahwa pada saat itu ENS melakukan operasi sedot lemak pada bagian lengan kiri dan kanannya.
"Yang satu lengan berhasil, yang satu lengan begitu diambil ternyata ada masalah di situ," tuturnya.
Meski begitu polisi pun kata Arya hingga kini masih mendalami mengenai ada tidaknya kelalaian dalam operasi sedot lemak tersebut.
Termasuk lanjut dia, pihaknya akan mengecek kelayakan dari pada dokter yang pada saat itu menangani korban ENS.
"Jadi dokter ini punya sertifikasi itu, apakah dia memang bidangnya khusus di bidang itu, nanti itu kita dalami dan akan kita periksa secara resmi," pungkasnya.
Okta Vivilia, kakak korban mengatakan kematian adiknya sangat mengejutkan karena korban saat itu sehat dan masih berbalas pesan dengannya maupun rekan-rekannya di Kota Medan.
Atas kejadian ini, Okta menduga adiknya menjadi korban dugaan malapraktik klinik kecantikan tersebut.
Sebab, penjelasan dari kuasa hukum klinik kecantikan tersebut dianggap tidak masuk akal.
"Kita nggak tahu apa keracunan anestesi, salah tindakan, apa prosedur mereka tidak pasti. Kan kita gak tau," kata Okta Vivilia, kakak korban, Jumat (26/7/2024) di Medan.
Klinik kini tutup
Klinik Kecantikan tersebut kini sementara tutup imbas tewasnya ENS.
Ketua RT 01/RW 05 Beji Timur, Imam Sutrisno membongkar adanya permasalahan klinik kecantikan tersebut.
klinik itu dalam keadaan tutup dan tidak ada aktivitas apa pun sejak hari Sabtu (27/7/2024).
Pagar besi warna hitam yang membatasi halaman klinik dan jalanan pun tertutup rapat.
Padahal, papan informasi di depan menyatakan klinik tersebut buka antara pukul 09.30-20.00 WIB.