Luar Negeri

Per 10 Menit, Satu Wanita Dibunuh oleh Pasangan atau Keluarga Sendiri

Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi perempuan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (25/11/2024) memperingatkan, per 10 menit, satu perempuan dibunuh oleh pasangan atau keluarganya sendiri di seluruh dunia pada 2023.

PROHABA.CO, WINA -  Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa pada tahun 2023, satu perempuan dibunuh setiap 10 menit oleh pasangan atau anggota keluarganya.

Laporan ini menyoroti tingginya angka pembunuhan terhadap perempuan, dengan sekitar 85.000 perempuan dan anak perempuan dibunuh di seluruh dunia, lebih dari 51.000 di antaranya oleh orang terdekat mereka. 

PBB pada Senin (25/11/2024) menyatakan bahwa per sepuluh menit, satu wanita dibunuh oleh pasangan atau keluarganya sendiri di seluruh dunia pada tahun 2023. 

PBB juga menekankan, pembunuhan terhadap perempuan masih berada pada “tingkat yang sangat tinggi”.

Menurut laporan gabungan dari Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) dan badan PBB untuk Perempuan(UN Women) yang diterbitkan pada Senin ini, hampir 85.000 perempuan dan anak perempuan dibunuh oleh orang lain tahun lalu.

Baca juga: Pemilik Kafe di Malang Ditemukan Tewas, Diduga Bunuh Diri Usai Unggah Status Putus Asa 

Disebutkan lebih lanjut, sekitar 60 persen atau lebih dari 51.000 perempuan dan anak perempuan meninggal di tangan pasangan atau kerabat mereka sendiri.

Ini setara dengan 140 perempuan dibunuh per hari atau satu perempuan setiap sepuluh menit oleh orang-orang terdekat mereka.

“Rumah tetap menjadi tempat yang paling berbahaya bagi perempuan dan anak perempuan dalam hal risiko viktimisasi yang mematikan,” kata laporan itu, sebagaimana dikutip Kantor Berita AFP.

Meskipun pria empat kali lebih mungkin menjadi korban pembunuhan— membentuk 80 persen dari semua korban pembunuhan tahun lalu—mereka lebih sering meninggal di tangan orang asing.

Afrika memiliki jumlah korban paling parah dengan 21.700 perempuan dibunuh oleh seseorang yang dekat dengan mereka pada tahun 2023.

Baca juga: PBB: Gaza Butuh 350 Tahun untuk Pulih Usai Serangan Israel

Tingkat pembunuhan perempuan terendah terjadi di Eropa, yakni 2.300 pembunuhan, dan Asia. 

Meskipun ada upaya di beberapa negara untuk mencegah pembunuhan perempuan, angkanya masih sangat tinggi karena ketidaksetaraan gender yang mengakar dan stereotipe yang membahayakan.

“Kita harus menghadapi dan membongkar bias gender, ketidakseimbangan kekuasaan, dan norma-norma berbahaya yang melanggengkan kekerasan terhadap perempuan,” terang Direktur Eksekutif UNODC, Ghada Waly, dalam sebuah pernyataan yang menyertai laporan tersebut.

Data dari beberapa negara menunjukkan, pembunuhan perempuan sering kali merupakan “puncak” dari episode kekerasan yang berulang dan dapat dicegah dengan langkah-langkah seperti perintah penahanan.

Direktur Eksekutif UN Women, Sima Bahous, mengatakan legislasi yang kuat, akuntabilitas pemerintah yang lebih besar, dan peningkatan pendanaan untuk organisasi dan lembaga hak-hak perempuan diperlukan untuk membendung kekerasan terhadap perempuan.

Halaman
12