Berita Bireuen

Puluhan Hektare Tambak Udang dan Ikan di Jangka Bireuen Rusak Dihantam Ombak

Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gotong royong-Warga Desa Pante Paku, Jangka Bireuen beberapa waktu lalu gotong royong membuka mulut kuala yang tertutup pasir setelah dihantam ombak.

Kerusakan tambak udang dan ikan, sebutnya, mencapai 40 hektare lebih dan menyebabkan kegiatan nelayan mencari nafkah makin susah.

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

PROHABA.CO, BIREUEN - Kerusakan puluhan hektare tambak udang dan ikan di kawasan pesisir Desa Pante Paku, Jangka, Bireuen, diakiban dihantam ombak beberapa waktu lalu. 

Ini terjadi disebabkan hujan deras sehingga lahan tambak juga tergenang.

Petani tambak mengalami kerugian besar dan mengharapkan pemerintah turun tangan membangun tanggul pemecah ombak dan juga normalisasi mulut kuala. 

Keuchik Pante Paku, Jangka Bireuen, Muharzimi kepada Prohaba.co, Senin (2/12/2024) malam mengatakan, tambak diterjang ombak besar akibat angin kencang melanda kawasan itu. 

Kerusakan tambak juga menimpa kawasan Gampong Alue Buya Pasi, Jangka Alue Ue, dan sejumlah desa lainnya di pinggir laut sampai ke Kuala Ceurape.

“Bibir pantai sepanjang 20 meter lebih terjadi abrasi.

Ada sekitar 50 hektare lebih tambak rusak dihantam ombak besar,” ungkapnya. 

Baca juga: 50 Ha Tambak di Jangka Bireuen Rusak Dihantam Ombak, Udang dan Ikan Lari ke Laut

Ia tambahkan, masyarakat Pante Paku dan sekitarnya, khususnya di daerah Kecamatan Jangka, sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah.  

“Mulut kuala di daerah kami sudah beberapa kali tertimbun pasir sehingga air pembuangan susah dialirkan,” ujarnya.

Pemkab Bireuen diharapkannya serius menangani hal ini dengan membuka saluran. 

Disebutkan bahwa saluran pernah dilakukan beberapa waktu lalu, tetapi itu tidak bertahan lama karena belum ada batu pemecah ombak, sehingga air meluap dan nelayan juga tak bisa turun ke laut. 

Kerusakan tambak udang dan ikan, sebutnya, mencapai 40 hektare lebih dan menyebabkan kegiatan nelayan mencari nafkah makin susah.

Baca juga: Pria asal Banyuwangi Tewas di Areal Tambak Situbondo, Diduga Korban Dibunuh Oleh Teman Kerja

Ditambahkan, dampak dari ombak besar dan belum adanya pemasangan batu di dekat mulut kuala, petani tambak dan petani sawah hampir setiap tahun, bahkan pada bulan musim penghujan, tambak mereka semakin rusak.

 “Kami sudah pernah menyampaikan keluhan ini kepada petugas lapangan, camat, dan anggota dewan.

Namun, belum tertangani secara maksimal,” ujarnya.

“Masyarakat sangat mengharapkan dinas terkait melihat secara dekat kondisi mulut kuala, penanganan yang diperlukan, dan juga upaya dalam hal memperbaiki tambak yang rusak dihantam ombak,” ujarnya.

Perbaikan yang dilakukan warga secara gotong royong, kata keuchik setempat, tidak maksimal. 

Bahkan, usai dibuka tertutup kembali oleh pasir. (*)

Baca juga: Murid SD Terseret Arus di Kuala Pandrah Bireuen Ditemukan Meninggal, Jasad Tersangkut Jaring

Baca juga: Tergabung dalam 1 Geng Meresahkan, Warga Amankan 11 Siswa SMP dan 1 Murid SD di Bireuen 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News