Tahukah Anda

6 Dampak Bahaya Sering Konsumsi Makanan yang Dibakar

Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sate Kerang Bumbu Bali - Inilah resep membuat Sate Kerang Bumbu Bali, olahan seafood ini bisa jadi hidangan spesial dan lauk makan siang yang lezat di rumah.

PROHABA.CO - Banyak jenis makanan yang dibakar memang nikmat disantap.

Memanggang dengan api besar bisa melepaskan lemak dari daging. 

Memanggang atau membakar makanan adalah salah satu metode memasak yang disukai banyak orang. Memanggang makanan memberi rasa lezat, berasap, dan khas. 

Berbagai bahan makanan yang disajikan dengan cara dibakar memang terkadang terasa enak dan mengeluarkan aroma khas yang menggugah selera. 

Sebut saja ikan bakar, iga bakar, kambing guling, bebek bakar, steak atau daging bakar, ayam bakar, atau satau (sate).

Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan yang diolah dengan cara dibakar ini dapat menimbulkan berbagai bahaya terhadap kesehatan.

Oleh sebab itu, para pecinta kuliner dengan pengolahan dibakar akan lebih baik jika dapat membatasi konsumsi makanan jenis ini.

Berikut ini adalah deretan bahaya jika terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar:

1. Memicu kanker

Makanan yang diolah dengan cara dibakar dapat menyebabkan kanker.

Laman resmi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdaan Masyarakat Kemenkes RI melansir, kandungan protein pada ayam, ikan, dan daging dapat bereaksi dengan suhu tinggi dari pembakaran dan membentuk senyawa karsinogenik (bersifat dapat memicu kanker)..

Senyawa inilah yang dapat merusak komposisi asam deoksiribonukleat (DNA) dalam gen manusia sehingga dapat memicu perkembangan sel kanker.

Untuk mengurangi pembentukan senyawa karsinogenik, Anda perlu merendam daging dalam bumbu tradisional dan alami, serta menghindari memasaknya dalam waktu lama pada suhu tinggi.

Baca juga: Makan Daging Kambing Bikin Kolesterol Tinggi, Benarkah?

2. Kandungan gizinya hilang

Semua jenis daging menawarkan kandungan protein yang baik bagi kesehatan tubuh.

Protein dibutuhkan tubuh sebagai sumber energi.

Protein juga diperlukan untuk memelihara dan memperbaiki jaringan tubuh.

Namun sayangnya, pengolahan daging dengan cara dibakar pada suhu tinggi bisa menghilangkan kandungan protein tersebut.

Solusinya, Anda perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu lama agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata tanpa menghilangkan semua kandungan proteinnya.

3. Memicu asam lambung

Kinerja lambung menjadi lebih berat ketika mencerna makanan yang dibakar sehingga asam lambung rentan naik atau meningkat.

Oleh karena itu, orang yang memiliki penyakit asam lambung dan maag tidak disarankan terlalu sering mengonsumsi makanan yang dibakar karena bisa memperburuk keadaan.

4. Cacing tertinggal dalam daging

Proses memasak daging dengan dibakar rentan membuat daging tidak matang sempurna.

Kondisi ini dapat menimbulkan potensi cacing, larva, atau telur cacing masih hidup di dalam daging tersebut.

Sebagai solusi, Anda perlu membakar daging pada suhu rendah atau dengan api kecil dalam jangka waktu lama agar seluruh bagian daging dapat matang secara lebih merata dan membunuh parasit yang mungkin menempel.

Baca juga: 5 Fakta Bawang Putih untuk Melawan Kolesterol Jahat, Berikut Cara Penggunaan dan Manfaatnya

5. Risiko alami hipertensi  

Melansir Everyday Health, makan daging sapi, ayam, atau ikan yang telah diolah dengan cara dipanggang atau dibakar pada suhu tinggi dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena tekanan darah tinggi (hipertensi).

Hal itu merujuk pada penelitian yang dipresentasikan pada 2018 oleh American Heart Association Epidemiology and Prevention-Lifestyle and Cardiometabolic Health pada sesi ilmiah yang diadakan di New Orleans, Amerika Serikat.

6. Picu diabetes tipe 2

Ketika dibakar atau dipanggang, makanan dapat menghasilkan zat yang disebut dengan advance glycation end products (AGEs).

Tingkatan yang lebih tinggi dari AGEs tersebut telah dikaitkan dengan resistensi insulin, stres pada sel-sel tubuh dan peradangan.

Semua ini merupakan kondisi yang bisa memicu risiko diabetes mellitus (DM) tipe 2. 

Insulin adalah hormon yang membantu gula darah dari makanan masuk ke dalam sel untuk berubah jadi energi.

Tanpa insulin atau dengan resistensi insulin, gula bisa mengendap dalam darah.

Kondisi ini dapat memicu masalah kesehatan yang serius pada jantung, mata dan ginjal serta organ tubuh lain. 

Baca juga: Benarkah Tempe Bisa Menurunkan Kolesterol? Berikut Penjelasannya

Baca juga: Resep Steak Daging Lokal Rasa Resto Bintang Lima Yang Ekonomis Ala Chef Devina Hermawan

Baca juga: Resep Sup Jamur Telur yang Cocok Disantap Kapan Saja

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Bahaya Terlalu Sering Makan Makanan yang Dibakar", 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News