Kriminal Nusantara

Akibat Pengaruh Miras, Wanita Pedagang Sayur Tewas Dibunuh, Jasadnya Dirudapaksa

Kasus pembunuhan wanita penjual sayur bernama Marsah (43) di Kabupaten Serang mulai jelas.Pihak kepolisian dari Polres Serang Kabupaten berhasil ..

Editor: Muliadi Gani
Kolase Tribunnews (Tribunbanten.com/Marteen Ronaldo Pakpahan)
Fakta Kasus Pembunuhan Penjual Sayur di Serang, Korban Disetubuhi Pelaku saat Sudah Tak Bernyawa . 

Diberitakan sebelumnya, warga geger atas temuan mayat wanita bernama Marsah (43) di selokan di Jalan Kandang Sapi, Kampung Kayu Areng, Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021) pagi lalu.

Marsah yang biasa berjualan sayuran dan makanan ringan di Pasar Cikande itu ditemukan dengan kondisi lebam pada leher dan punggung.

Korban kali pertama ditemukan oleh warga yang tengah melintas ke arah Pasar Cikande sekitar pukul 5.30 WIB.

Ia lantas melaporkan temuan jenazah ini ke pihak Polsek Cikande.

Berdasarkan keterangan saksi, pada pukul 4.30 WIB, saat itu korban berangkat sendiri menggunakan sepeda motor matic dari rumahnya ke Pasar Cikande.

Putri Bungsu Sempat Buatkan Tulisan Arab Untuknya

Baca juga: Anak Temukan Ibunya Tewas Terbunuh di Kebun

Bendera kuning terpasang tepat di depan gang yang kurang lebih berukuran 3x8 meter. Jumat (11/2/2021).

Kursi berwarna merah serta tenda terpal dipasang di depan rumah Marsah (43), korban pembunuhan yang tubuhnya ditemukan di di selokan di Desa Parigi, Cikande, Kabupaten Serang, Selasa (9/2/2021).

Di rumah korban yang berada di Kampung Bojong, Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten, nampak kesedihan masih terlihat menyelimuti keluarga ini.

Ibunda Marsah, Sartamah mengaku tidak mengira semua yang dirasakannya selama ini adalah sebuah firasat.

"Bandan lemes semua rasanya, kenapa ini ya," ujarnya sambil megusap air matanya saat ditemui TribunBanten.com.

Ia bercerita, sebelum kejadian, Sartamah melihat anaknya terlihat lesu dan lemas saat menjaga warungnya.

Bahkan pada dua hari sebelumnya, ia bercerita bahwa anak bungsunya yang baru berusia empat tahun selalu diberi ciuman dan pelukan.

"Itu setiap pulang dari pasar dipelukin diciumin anaknya, tidak seperti biasanya. Mungkin itu pertanda bahwa mau pergi," ujarnya seraya menitihkan air mata.

Menurutnya, memang Marsah sangat menginginkan anak perempuan, namun setelah dikaruniai kini ia harus pergi untuk selamanya.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved