Delapan Virus dan Penyakit Berbahaya yang Ancam Dunia

Para ahli mengkhawatirkan meski vaksin Covid-19 tengah didistribusikan dan kehidupan perlahan kembali normal, masih ada pandemi mematikan ...

Editor: Muliadi Gani
SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI tikus penyebab demam Lassa. 

PROHABA.CO - Para ahli mengkhawatirkan meski vaksin Covid-19 tengah didistribusikan dan kehidupan perlahan kembali normal, masih ada pandemi mematikan lain yang mengancam dunia.

Dilansir Mirror, Orga - nisasi Kesehatan Dunia (WHO), menulis daftar virus atau patogen yang dijadikan prioritas untuk penelitian.

Tanpa penelitian yang memadai, ancaman patogen itu dapat menjadi ancaman besar terhadap umat manusia, ungkap ahli.

Covid-19 adalah salah satu dari daftar penyakit tingkat atas, termasuk pula Ebola, virus Zika, dan penyakit X.

Mengenai daftar tersebut, WHO mengatakan, “Di seluruh dunia, jumlah patogen potensial sangatlah besar, sementara sumber daya untuk penelitian dan pengembangan penyakit [R&D] terbatas.”

“Untuk memastikan upaya di bawah Cetak Biru R&D WHO terfokus dan produktif, daftar penyakit dan patogen diprioritaskan untuk R&D dalam konteks darurat kesehatan masyarakat.

” Daftar tersebut memperlihatkan sembilan penyakit yang membuat para ilmuwan khawatir.

Penyakit itu dapat ‘menimbulkan risiko kesehatan masyarakat terbesar’ karena ‘potensi epidemi’ dan terkait kurangnya, atau kebutuhan, tindakan pencegahan yang tepat.

Covid saat ini berada di urutan teratas daftar mereka.

Baca juga: Kanker Payudara Intai Kaum Milenial

Namun, delapan lainnya semua mematikan dan dapat menyebabkan ancaman lain bagi umat manusia kecuali ada tindakan diambil, para ilmuwan memperingatkan.

Lantas, apa saja delapan virus atau penyakit ‘prioritas’ lainnya? Berikut daftarnya.

1. Virus Nipah Para ilmuwan mengkhawatirkan penyakit Nipah yang mengakibatkan pembengkakan di otak, yang memiliki tingkat kematian hingga 75 persen, berpotensi menjadi virus ‘besar’ berikutnya.

Muntah, kejang, dan pembengkakan otak adalah beberapa gejala virus, yang pertama kali melompat dari babi ke peternak di Malaysia pada 1999.

Beberapa orang juga bisa mengalami pneumonia dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut.

Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved