Sumber Virus Corona dari Peternakan Satwa Liar

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang asal-usul virus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi global telah keluar hari Selasa (30/3/2021)...

Editor: Muliadi Gani
FOTO: GETTY IMAGES
Staf medis di Rumah Sakit Jin Yintan, Wuhan, Cina, pada 17 Januari 2020. Kasus Covid-19 pertama kali terdeteksi di Wuhan pada akhir 2019. 

PROHABA.CO - Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang asal-usul virus corona SARS-CoV-2 yang memicu pandemi global telah keluar hari Selasa (30/3/2021) lalu.

Kendati demikian, ada laporan awal WHO yang didapat NPR.

Sebagaimana Dilansir NPR, Senin (29/3/2021), berdasarkan data yang didapat WHO, pasar grosir makanan laut di Huanan, Wuhan, bukanlah sumber asli wabah virus corona.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa teori yang mengatakan virus corona berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan adalah sesuatu yang sangat tidak masuk akal.

Temuan terbaru berdasarkan data, peternakan di Asia Tenggara dikaitkan dengan kasus infeksi Covid-19 yang menginfeksi manusia paling awal.

Oleh sebab itu, riset lanjutan di peternakan ini sangat diperlukan.

Dalam wawancara eksklusif bersama NPR minggu lalu, Peter Daszak, ahli ekologi penyakit yang ikut dalam investigasi selama dua minggu di Cina mencatat, pemasok peternakan satwa liar di pasar Wuhan yang sejak awal diidentifikasi sebagai asal virus corona, adalah titik awal pandemi.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Tak Terdeteksi Tes PCR

Laporan WHO ini kemungkinan besar akan menimbulkan kontroversi.

Jamie Metzl, ahli virus yang bertugas di Komite Penasihat Rekayasa Genetika WHO menyebut, ini adalah riset investigasi yang sangat diwaspadai dan dikuratori.

Metzel termasuk di antara sekelompok ilmuwan yang menandatangi surat yang berisi hasil laporan studi di Cina yang terbit Selasa ini, tidak lengkap dan tidak akurat.

Dalam membahas hipotesis perihal peternakan satwa liar, Daszak mengatakan kepada NPR bahwa Cina menutup bisnis ini pada Februari 2020.

"Ini adalah sinyal kuat bahwa Pemerintah Cina menduga peternakan itu adalah jalur paling mungkin penularan virus corona dari kelelawar ke manusia di Wuhan," ungkapnya.

Peternakan satwa liar, termasuk yang ada di wilayah Yunnan, adalah bagian dari proyek unik yang telah dipromosikan oleh Pemerintah Cina selama 20 tahun.

"Mereka mengambil hewan eksotik, seperti musang, landak, trenggiling, anjing, rakun, dan tikus bambu lalu mereka biakkan di penangkaran," kata Daszak.

Baca juga: Cara Jitu Menghindari Varian Baru Virus Corona

"Cina mempromosikan pertanian satwa liar sebagai cara untuk mengentaskan penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan," kata Daszak.

Pertanian membantu Pemerintah Cina memenuhi tujuan ambisius untuk menutup kesenjangan desa-kota.

Namun, setelah infeksi Covid-19 mulai meluas ke banyak negara, pada 24 Februari 2020, tepat ketika wabah di Wuhan mereda, Pemerintah Cina membuat perubahan total tentang pertanian.

"Apa yang dilakukan Cina saat itu sangat penting," kata Daszak.

"Mereka mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka akan menghentikan pertanian satwa liar untuk makanan.

Mereka mengirimkan instruksi kepada para peternak tentang cara membuang hewan dengan aman--mengubur, membunuh, atau membakarnya--dengan cara yang tidak menyebarkan penyakit," beber Daszak.

Mengapa pemerintah melakukan ini?

Menurut Daszak, peternakan ini bisa jadi tempat penyebaran, di mana virus corona melompat dari kelelawar ke hewan lain, lalu ke manusia.

Virus corona pertama kali menyerang Cina Selatan.

Baca juga: Ilmuwan Ciptakan Penangkal Virus untuk Kurangi Infeksi di RS

"Saya pikir SARS-CoV-2 pertama kali menyerang orang-orang di Cina Selatan," kata Daszak tentang virus yang menyebabkan Covid-19.

Ada sejumlah bukti yang mendasari pernyataan Daszak ini. Kelelawar tapal kuda (Rhinolophus) sejauh ini merupakan reservoir (sarang) alami yang penting bagi virus corona. Hewan ini juga memiliki virus corona yang merupakan kerabat dekat SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

Pertama, banyak peternakan berada di atau sekitar provinsi selatan Yunnan, di mana para ahli virus menemukan virus kelelawar yang secara genetik 96 persen mirip dengan SARS-CoV-2.

Kedua, peternakan tersebut membiakkan hewan yang diketahui membawa virus corona, seperti musang dan trenggiling.

Terakhir, selama misi WHO ke China, Daszak mengatakan tim menemukan bukti baru bahwa peternakan ini memasok pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat wabah awal Covid-19 dicurigai terjadi.

"Ada penularan besar-besaran yang terjadi di pasar itu," kata Linfa Wang, seorang ahli virus yang mempelajari virus kelelawar di Duke-NUS Medical School di Singapura.

Dia juga bagian dari tim investigasi WHO.

Wang berkata bahwa setelah wabah di pasar Huanan, ilmuwan Cina pergi ke sana dan mencari virusnya. "Di bagian hewan hidup, mereka memiliki banyak sampel positif," kata Wang.

Mereka bahkan memiliki dua sampel yang darinya mereka dapat mengisolasi virus hidup.

Jadi Daszak dan anggota tim WHO lainnya percaya bahwa peternakan satwa liar menyediakan saluran yang sempurna antara kelelawar yang terinfeksi virus corona di Yunnan (atau negara tetangga Myanmar) dan pasar hewan Wuhan. (kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved