Senyawa Alga Cokelat untuk Antivirus SARS-CoV-2

Covid- 19 sebagai penyakit baru masih terus menjadi objek studi para ilmuwan dunia, tak terkecuali di Indonesia.Para peneliti di Universitas Gadjah...

Editor: Muliadi Gani
FOTO: SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI alga coklat. Peneliti UGM menemukan senyawa yang dimiliki alga ini bersifat antivirus yang dapat menjadi potensi antivirus yang dapat menghambat replikasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. 

PROHABA.CO, YOGYAKARTA - Covid- 19 sebagai penyakit baru masih terus menjadi objek studi para ilmuwan dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Para peneliti di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta saat ini sedang meneliti alga cokelat untuk antivirus SARS-CoV-2.

Virus corona SARSCoV- 2 adalah patogen penyakit baru yang menyebabkan pandemi global.

Hingga kini belum ada obat yang spesifi k untuk mengobati penyakit Covid-19 yang disebabkan infeksi virus tersebut.

Namun, upaya ilmiah untuk menemukan obat Covid-19 masih terus dilakukan.

Seperti yang tengah dilakukan sejumlah mahasiswa UGM yang melakukan serangkaian penelitian untuk mencari potensi alga cokelat, Ecklonia cava.

Para peneliti UGM ini menemukan adanya senyawa aktif pada alga cokelat yang ternyata bisa menghambat atau menginhibisi proses replikasi virus.

"Kami melakukan penelitian dengan simulasi interkasi senyawa aktif alga cokelat dengan protein Covid-19 dengan metode docking," kata Ketua Tim Peneliti UGM, Mumu Mujtahid Fatwa dalam rilis yang diterima, Rabu (22/9/2021).

Studi tentang senyawa antivirus alga cokelat tersebut dilakukan Mumu dan timnya dari Fakultas MIPA UGM, yakni Lusiana Dwi Setiya Rini, Anadea Salsabilla Rahma, dan Kintan.

Baca juga: Vaksin Penuh Terbukti Dapat Kurangi Gejala Long Covid-19

Para mahasiswa ini pun tergerak untuk meneliti potensi alga cokelat tersebut sebagai antivirus karena keprihatinan akan Covid-19 yang tak kunjung mereda.

Bahkan, tak hanya semakin meningkatkan angka kesakitan, virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 terus bermutasi dan semakin mengancam kesehatan masyarakat.

Senyawa alga hambat replikasi virus Para peneliti UGM ini mengatakan bahwa penelitian tentang senyawa antivirus pada alga cokelat telah pernah dilakukan pada tahun 2013.

Sekelompok peneliti telah mengamati bahan alami pada Ecklonia cava atau ganggang cokelat yang memiliki senyawa aktif yang dapat menghambat proses replikasi virus.

Senyawa antivirus alga cokelat ini dapat menghambat proses tersebut dikarenakan interaksi dengan enzim 3CL (Pro) dari virus SARS-CoV.

"Mengetahui terjadi persamaan susunan enzim dari SARS-CoV dengan SARS-CoV-2, kami melakukan studi interaksi senyawa aktif dari Ecklonia cava (alga coklat) dengan protein target SARS-CoV-2 menggunakan metode molecular docking," jelas Mumu.

Studi ini dilakukan dengan pemilihan metode molecular docking.

Metode ini melakukan prediksi efektivitas interaksi molekul secara komputasi.

Langkah tersebut, menurut peneliti, dapat mengurangi risiko kegagalan dan biaya yang diperlukan dalam penelitian bisa lebih sedikit.

Lebih lanjut Mumu mengatakan bahwa alga cokelat sebagai antivirus ini, keberadaannya cukup melimpah di Indonesia.

Baca juga: Peneliti Temukan Senyawa yang Bisa Kurangi Infeksi Covid-19

Tanaman ini pun telah diidentifikasi sebagai sumber senyawa bioaktif yang beragam dan memiliki potensi yang baik dalam bidang farmasi, serta biomedis.

Alga jenis ini banyak diteliti karena efek medisinal dari komponen aktifnya yang meliputi carotenoid, fucoidan, dan phlorotannin.

Setelah melakukan pengelompokkan beberapa senyawa aktif dari bahan tersebut sesuai dengan potensi inhibisi.

Diperoleh tiga kandidat, yaitu eckol, 2-phloroeckol, dan dieckol yang digunakan dalam proses interaksi dengan protein target menggunakan metode molecular docking.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi molecular docking molekul berhasil dilakukan dalam menghambat protein virus target 3CLPro SARS-CoV-2 dengan ligan kandidat yang meliputi eckol, 2-phloroeckol, dan dieckol menunjukkan afi nitas tinggi terhadap binding pocket 3CLprotease SARS-CoV-2.

Free binding energy minimum yang diperoleh dari hasil redocking meliputi, -3,15 kkal/mol, -4,80, dan -6,94 kkal/mol.

Dieckol memiliki free binding energy minimum, yaitu -6,94 kkal/mol, sehingga dapat dijadikan sebagai obat yang memiliki kesesuian dengan obat antivirus dan antimalaria yang ada.

"Dieckol memiliki aktivitas inhibisi yang sangat baik, bukan hanya itu kami pun melakukan analisis dengan melakukan penyesuaian ikatan yang terlibat dengan obat antiviral dan anti malaria yang ada," imbuh Mumu.

Ia menambahkan bahwa terjadi kemiripan yang merepresentasikan bahwa senyawa aktif tersebut dapat diteliti lebih lanjut dengan melakukan uji preklinis dalam memantau aktivitas inhibisi atau aktivitas penghambat replikasi virus. (kompas.com)

Baca juga: Setelah Varian Delta, Beta dan Alpha, WHO Akan Gunakan Rasi Bintang Untuk Namai Varian Covid-19

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved