Kriminal

Gegara Ponsel Disita, Pakai Topeng Monyet, Santri Aniaya Gurunya hingga Tewas

Eko Hadi Prasetyo (43), seorang guru agama di Pondok Pesantren Darus As'sadah Samarinda, ditemukan tewas dianiaya oleh dua santrinya. Dua pelaku ...

Editor: Muliadi Gani
TRIBUNKALTIM.CO/RITA LAVENIA
Lokasi tempat Eko Hadi Prasetyo ditemukan dalam keadaan tak berdaya akibat dikeroyok dua santrinya dalam olah TKP Unit Inafis Satreskrim Polresta 

PROHABA.CO, SAMARINDA - Eko Hadi Prasetyo (43), seorang guru agama di Pondok Pesantren Darus As'sadah Samarinda, ditemukan tewas dianiaya oleh dua santrinya.

Dua pelaku adalah AB (15) dan HR (15). Mereka membunuh guru agamanya pada Rabu (23/2).

Motif penganiayaan adalah mereka sakit hati saat ponsel milik kedua pelaku disita korban saat jam pelajaran, sehari sebelum kejadian.

Saat melakukan penganiayaan, mereka berdua sempat melakukan penyamaran.

AB menggunakan topeng monyet, sementara rekannya HR menggunakan jaket bertutup kepala.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli dalam press release, Jumat (25/2), menjelaskan jika kedua pelaku remaja ini awalnya hanya ingin membuat gurunya pingsan agar bisa mengambil kembali ponsel milik HR.

Mereka memukuli sang guru dengan balok kayu sisa bangunan yang ada di lokasi.

Pukulan bertubi-tubi tersebut menyebabkan luka robek di bagian kepala, pelipis serta leher dan punggung belakang.

Baca juga: Selamatkan Teman Terseret Arus, Santri Rela Korbankan Nyawa

Dari barang bukti yang diamankan, terlihat jelas di salah satu kayu terdapat paku yang diduga menyebabkan luka korban begitu berat.

"Kebetulan di lokasi tersebut terdapat balok-balok kayu sisa bangunan.

Jadi masing-masing dari mereka mengambil satu untuk memukul korban," kata Kapolres.

Ditemukan tergeletak, kondisi jok motor terbuka Korban Eko ditemukan warga di jalan samping Pondok Pesantren Kampus Putra yang berada di Jalan Assadag, Gang 4 RT 18 kelurahan Mugirejo, kecamatan Samarinda Utara.

Saat ditemukan, Sang Guru dalam kondisi tengkurap dengam luka berat di bagian kepala.

Satu balok kayu berada di bawah tangan kanan, dan satu balok di bawah kedua kaki korban.

Sementara sandal jepit korban berjarak 1 mtere dari tubuh korban.

Tak jauh dari korban, terdapat motor jenis matic milik Eko yang sudah rebah dengan kondisi jok terbuka.

Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Baca juga: Bus AKAP Tabrak Tronton, 1 Penumpang Tewas, 7 Luka

Namun setelah satu jam, korban menghembuskan napas terakhirnya.

Eki (33), salah satu saksi mengatakan saat ditemukan, Eko baru pulang dari shalat.

"Pak Eko (korban) ini sepertinya habis salat. Soalnya masih pakai baju koko dan sarung," tuturnya.

Warga dengar suara gebukan Samsudin, warga sekitar lokasi bercerita peristiwa penganiayaan Sang Guru terjadi sekitar pukul 05.30 Wita saat warga baru selesai menjalankan ibadah sahalat shubuh.

Saat ia berdizikir, ia mendengar suara yang yang sedang menggebuki sesuatu.

Ia kira suara tersebut adalah orang yang menggebuki ular.

Suara tersebut diiringi dengan teriakan keras yang membuat warga di samping pondok pesantren berlari keluar rumah.

Alangkah terkejutny ia saat melihat dua orang yang diperkirakan masih remaja tengah memukuli seorang pria menggunakan balok kayu.

"Saya keluar mereka (para pelaku) langsung lari ke atas (arah bukit)

Korban ini sudah bersimbah darah," bebernya.

Baca juga: Sakit Hati Adiknya Ditegur, AG Bacok Satpam Perusahaan

Begitupun Bilqis (29), penghuni rumah tepat di depan lokasi kejadian bercerita saat sedang berdizkir, ia mendengar suara gebukan keras disertai teriakan kesakitan suara laki-laki.

Bertepatan dengan dirinya membuka pintu, ia bersama Samsudin mendapati tubuh guru Pondok Pesantren tersebut sudah terkulai lemah.

"Banyak banget darahnya. Sepertimya kepalanya bocor," terang ibu satu anak ini.

Ia mengatakan korban masih mengenakan baju koko serta sarung dan sepertinya baru selesai menunaikan ibadah sholat subuh.

"Pas kita dekati masih nafas. Ada 1 kayu di kakinya," terang Ibu anak satu ini. "Namanya Pak Eko (43).

Ustadz dan guru di pesantren ini (IT Madina)," tambah dia.

Ia mengakui jika mereka tidak berani menyentuh korban ataupun barang bukti hinggga beberapa saksi di lokasi kejadian langsung menghubungi pondok pesantren tempat korban mengajar.

Akhirnya, dibantu para saksi, pihak Ponpes IT Madinah langsung menghubungi ambulance yang kemudian membawa tubuh malang korban ke RSUD AW Syahranie, Kota Samarinda.(kompas.com)

Baca juga: Gejala Omicron Mirip Masuk Angin

Baca juga: Pura-pura Keracunan Makanan, Tiga Preman Peras Pemilik Toko

Baca juga: Nenek Pedagang Tewas Kecelakaan Saat Salip Truk

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved