Internasional

Pasukan Rusia Kelaparan, Nangis, dan Saling Tembak

Pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina dilaporkan mengalami kemunduran moral dan banyak dari mereka menyabotase kendaraan sendiri, menurut seorang ...

Editor: Muliadi Gani
AFP/Sergey BOBOK
Petugas pemadam kebakaran bekerja keras memadamkan api di kompleks bangunan Dinas Keamanan dan polisi Kharkiv, Ukraina yang terkena serangan tentara Rusia, Rabu (2/3/2022) 

PROHABA.CO, WASHINGTON DC - Pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina dilaporkan mengalami kemunduran moral dan banyak dari mereka menyabotase kendaraan sendiri, menurut seorang pejabat Pentagon, seperti dilansir New York Times.

Terlepas dari kemerosotan moral yang terjadi, para prajurit disebut menderita kekurangan logistik, termasuk bahan bakar dan makanan, sehingga kelaparan.

Menurut laporan yang dilansir Hindustan Times pada Rabu (2/3/2022), pejabat tersebut mengatakan bahwa sebagian besar tentara ini adalah pejuang muda tanpa pelatihan yang layak.

Mereka juga tidak mengharapkan perlawanan keras seperti yang telah dilancarkan pasukan dan masyarakat sipil Ukraina.

Beberapa dari pasukan Rusia ke Ukraina, menurut pejabat AS, bahkan tidak diberi tahu bahwa mereka dikirim untuk berperang.

Para prajurit ini meletakkan senjata mereka tanpa perlawanan, melubangi kendaraan mereka hanya untuk menghindari pertempuran, kata laporan itu.

Baca juga: Serangan Rusia ke Ukraina, 350 Tewas, 2.000 Luka dan 836 Ribu Mengungsi

Penilaian itu kemungkinan dibuat berdasarkan pernyataan tentara Rusia yang ditangkap.

Para pejabat AS mengatakan minimnya pasokan bahan bakar pasukan Rusia ini membuktikan mengapa konvoi 60 km di dekat Kiev, seperti yang terlihat pada gambar satelit, sekarang hampir bergerak merangkak.

Perlambatan juga memberi waktu bagi mereka untuk berkumpul kembali dan merekayasa ulang rencana pertempuran mereka.

Menurut Pentagon, militer Rusia menunjukkan perilaku menghindari risiko sejak peluncuran serangan.

Rekaman suara yang diperoleh perusahaan intelijen Inggris, seperti dilansir Daily Mail, mengungkapkan bahwa tentara Rusia benar-benar kacau.

Laporan tersebut mengeklaim bahwa mereka menolak untuk mematuhi perintah komando pusat untuk menyerang kota-kota Ukraina dan mengeluh tentang kehabisan stok makanan.

Shadowbreak, badan intelijen yang mengeklaim telah mencegat pesan-pesan ini, mengatakan sejak awal operasi Kamis lalu (24/2/2022), militer Rusia telah menunjukkan kurangnya dukungan logistik.

Baca juga: Selingkuh, Guru Mesum di Toilet Mushala

“Unit-unit Rusia di darat kemudian dilacak, seperti Buran-30, yang kami dengar merencanakan serangan artileri di lokasi sipil.

Kami juga dapat mendengar sinyal pengganggu yang mencoba merusak kemampuan koordinasi dan komunikasi Rusia,” katanya.

“Kami juga mendengar mereka menangis selama perkelahian di dekat Kharkhiv, seperti yang terdengar dalam rekaman ini.

Juga memiliki masalah bahan bakar, kesulitan berkoordinasi karena kurangnya peta,

Sementara juga meminta dukungan udara atau berbicara tentang serangan Iskander.

We also heard them cry during afight near Kharkhiv, as heard in this recording.

But also had fuel issues, trouble coordinating because lack of maps, ... While also requesting air support or talking about Iskander strikes. https://t. co/ouOWie1t1G — ShadowBreak Intl. (@sbreakintl) March 1, 2022 Setiap percakapan telah menampilkan minimnya koordinasi antarunit, bahkan terkadang mereka saling tembak.

Faktanya mereka dilengkapi dengan radio analog dan kurang dukungan logistik. (Kompas.com)

Baca juga: Mario Balotelli Menyesal Hengkang dari Manchester City

Baca juga: Kejari Turunkan 6 Jaksa dalam Sidang Kasus Perdagangan Anak

Baca juga: Apa yang Membuat Vicky Prasetyo Ingin Memiliki Istri Seperti Nagita Slavina?

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved