Tahukah Anda
Berusia 40.000 Tahun, Jejak Budaya Manusia Purba Ditemukan
Jejak budaya manusia purba di Zaman Batu Tua berusia 40.000 tahun ditemukan di situs arkeologi Xiamabei yang terletak di Cekungan Nihewan ...
PROHABA.CO, BEIJING - Jejak budaya manusia purba di Zaman Batu Tua berusia 40.000 tahun ditemukan di situs arkeologi Xiamabei yang terletak di Cekungan Nihewan sekitar 160 km dari barat Beijing, Cina.
Jejak budaya ini berupa penggunaan pigmen kemerahan yang disebut oker serta alat-alat kecil seperti pisau dari batu.
Temuan ini pun menawarkan pandangan langka tentang kehidupan Homo sapiens serta kerabat manusia yang sekarang sudah punah di wilayah tersebut sekitar 40.000 tahun lalu.
Mengutip Science Alert, Kamis (3/3/2022) tim ekskavasi (penggalian) menemukan bukti jejak budaya saat melakukan penggalian di bawah tanah sedalam 2,5 meter.
Lapisan sedimen berlumpur gelap berumur 41.000 hingga 39.000 tahun yang lalu itu berisi artefak dan sisa-sisa hewan, termasuk lebih dari 430 tulang mamalia, bukti fisik penggunaan oker, alat yang terbuat dari tulang, dan lebih dari 380 perkakas kecil yang terbuat dari batu tanah.
Baca juga: Ini Manusia Purba yang Diduga Nenek Moyang Bangsa Indonesia
“Sisa-sisa itu tampaknya berada di tempat aslinya setelah situs ditinggalkan oleh orang-orang saat itu.
Berdasarkan temuan (jejak budaya manusia purba) tersebut, kami mengungkapkan gambaran yang jelas tentang bagaimana orang hidup 40.000 tahun lalu di Asia Timur,” ungkap Shixia Yang, peneliti dari Chinese Academy of Sciences dan the Max Planck Institute for the Science of Human History.
Mengidentifikasi lapisan sedimen berusia 40.000 tahun yang dipenuhi artefak semacam itu juga merupakan kejutan bagi Francesco d’Errico, rekan penulis studi dan Direktur Penelitian CNRS di Bordeaux University.
Apalagi, itu adalah tempat pembuatan oker paling awal yang diketahui di Asia Timur.
Sebelum penggalian di situs Xiamabei peneliti menyebut bukti penggunaan oker di Asia sangat sedikit.
Bukti pemrosesan oker di Xiamabei, lokasi situs di mana jejak budaya manusia purba ditemukan, mencakup dua potong oker dengan komposisi mineral yang sedikit berbeda, serta lempengan batu kapur memanjang dengan area halus yang diwarnai dengan pigmen merah.
Baca juga: Sebelum Punah, Manusia Purba Bersembunyi di Ruang Rahasia
Tim menemukan artefak ini berdekatan satu sama lain, tergeletak di atas area sedimen yang memerah.
Lebih lanjut, potongan oker pertama yang ditemukan di situs memiliki tanda telah berulang kali dikikis untuk menghasilkan bubuk oker mearah tua yang cerah.
Sementara itu, potongan oker yang lebih kecil memiliki tekstur yang lebih rapuh dan kemungkinan berasal dari potongan oker lebih besar yang telah dihancurkan.
Berbagai jenis oker, menurut peneliti, juga telah ditumbuk dan dikikis menjadi bubuk dengan bermacam konsistensi.
Analisis lain menunjukkan bahwa sedimen kemerahan yang ditemukan di dekat oker mengandung fragmen berbatu yang kaya akan hematit, mineral yang mengandung besi teroksidasi dan memberikan warna berbeda pada oker merah.
Meski begitu, berdasarkan bukti yang ada peneliti tak dapat menentukan bagaimana pigmen tersebut digunakan.
Baca juga: Konsumen Properti Tergantung Pada Situs Online Saat Pandemi
Namun, oker sendiri dapat digunakan sebagai perekat atau untuk tujuan simbolik seperti cat yang diaplikasikan pada tubuh.
“Membedakan antara penggunaan simbolis dan fungsional oker dalam catatan budaya material merupakan tantangan berkelanjutan bagi para arkeolog prasejarah,” kata Andrew M. Zipkin, professor di School of Human Evolution and Social Change at Arizona State University, yang tak terlibat dalam studi ini.
Terlepas dari itu, peneliti juga masih belum bisa menentukan hominin purba mana yang tinggal di Xiamabei 40.000 tahun yang lalu.
Beberapa petunjuk mengarah pada manusia modern tetapi ada kemungkinan juga dihuni oleh kerabat manusia yaitu Neanderthal dan Denisovan.
Penggalian lebih lanjut pun direncanakan untuk membantu peneliti memahami temuan mereka ini.
Temuan situs yang menunjukkan adanya jejak budaya manusia purba di Xiamabei, Cina, ini telah dipublikasikan di jurnal Nature. (Kompas.com)
Baca juga: Erna Gunawan Berharap Ivan Gunawan Dan Ayu Ting Ting Berjodoh.
Baca juga: Saat Bintangi Sinetron Juara Dunia Artis Muda Nayla Purnama Kembali Dapat Peran Protagonis
Baca juga: Mayang Menyambangi Polres Metro Jakarta Pusat Untuk Dimintai Keterangan Penyidik