Internasional
Terkepung Rusia, Warga Mariupol Mulai Saling Serang Mendapatkan Makanan
Penduduk Kota Mariupol menjadi sangat putus asa sehingga beberapa orang saling berebut makanan selama pengepungan Rusia atas kota pelabuhan di Ukraina
PROHABA.CO, MARIUPOL - Penduduk Kota Mariupol menjadi sangat putus asa sehingga beberapa orang saling berebut makanan selama pengepungan Rusia atas kota pelabuhan di Ukraina tersebut.
Hal itu dilaporkan oleh Komite Internasional Palang Merah Internasional (ICRC) pada Kamis (10/3).
"Penduduk mulai saling menyerang untuk mendapatkan makanan.
Orang-orang juga mulai merusak mobil orang lain untuk mengambil bensinnya," kata Perwakilan ICRC yang berbasis di Kota Mariupol, Sasha Volkov dalam rekaman audio.
Menurut dia, banyak penduduk Kota Mariupol yang tidak memiliki air sama sekali untuk minum.
Volkov mengatakan, semua toko dan apotek di Kota Mariupol telah dijarah empat hingga lima hari yang lalu.
Baca juga: Wartawan AS Ditembak Mati Pasukan Rusia, Ini Tanggapan Gedung Putih
"Beberapa orang masih memiliki makanan tetapi saya tidak yakin berapa lama itu akan bertahan.
Banyak orang melaporkan tidak memiliki makanan untuk anak-anak," ungkap dia, dikutip dari AFP.
Badan-badan bantuan telah mengatakan kota pelabuhan di Ukraina selatan menghadapi situasi "apokaliptik", tanpa air, listrik atau panas selama lebih dari seminggu ketika pasukan Rusia membombardirnya.
Upaya evakuasi warga sipil telah gagal, dengan Ukraina dan Rusia saling menuduh pelanggaran gencatan senjata.
Volkov mengatakan pasar gelap telah muncul di mana penduduk Kota Mariupol bisa mendapatkan sayuran tetapi tidak untuk daging. Sementara pasokan medis di kota sudah langka.
Baca juga: Pangkalan Militer Ukraina Diserang Rusia, 35 Orang Tewas, 134 Lainnya Terluka
Pesan audionya juga menggambarkan adegan di mana warga sipil berjuang untuk tetap hangat dan aman dari serangan Rusia di tempat penampungan sesak.
"Orang-orang sudah sakit karena kedinginan. Mereka tidak punya tempat untuk pergi," katanya.
Beberapa pekerja ICRC telah berhasil mengumpulkan makanan untuk bertahan beberapa hari lagi dari bangunan yang rusak atau hancur.
"Kami sudah mulai sakit, banyak dari kami, karena kelembaban dan dingin.