Tahukah Anda

Ada “Hujan Berlian” di Neptunus dan Uranus

Planet Neptunus dan Uranus diketahui memiliki fenomena hujan berlian, sebagaimana dugaan para astronom dan fisikawan selama hampir 40 tahun ...

Editor: Muliadi Gani
Ilustrasi Neptunus dan Uranus 

PROHABA.CO - Planet Neptunus dan Uranus diketahui memiliki fenomena hujan berlian, sebagaimana dugaan para astronom dan fisikawan selama hampir 40 tahun.

Namun, planet terluar Tata Surya itu sulit dipelajari.

Hanya satu misi luar angkasa, yakni Voyager 2 yang dapat terbang untuk mengungkap beberapa rahasia planet-planet tersebut.

Oleh sebab itu, hujan berlian tetap menjadi hipotesis di antara para ilmuwan, sebagaimana dilansir dari American Scientist.

Planet es berukuran raksasa Planet Neptunus dan Uranus disebut “raksasa es” karena dua lapisan terluarnya terdiri atas senyawa yang mencakup hidrogen dan helium.

Dalam istilah astronomi, es mengacu pada semua senyawa unsur ringan yang mengandung hidrogen, sehingga air di planet (H2O), amonia (NH3), dan metana (CH4) menjadikannya “dingin”.

Baca juga: Astronom Temukan Planet yang Diklaim Layak Huni

Adapun rona kebiruan yang indah dari kedua planet ini merupakan hasil dari jejak metana di atmosfer mereka.

Namun, itu adalah “es” di lapisan tengah yang dalam, yang benar-benar membentuk sifat mereka.

Di Neptunus, misalnya, di bawah atmosfer hidrogen-helium setebal 3.000 kilometer terdapat lapisan es setebal 17.500 kilometer.

Simulasi menunjukkan, gravitasi memampatkan “es” di lapisan tengah, menjadi kepadatan tinggi, dan panas internal meningkatkan suhu internal hingga beberapa ribu kelvin.

Meskipun suhunya tinggi, tekanan lebih dari satu juta kali lebih besar dari tekanan atmosfer di Bumi memampatkan “es” menjadi cairan panas dan padat.

Baca juga: Astronom Temukan Planet Ekstrasurya Raksasa Aneh

Di bawah panas dan tekanan seperti itu, amonia dan metana secara kimiawi reaktif.

Para ilmuwan telah memodelkan proses-proses eksotis, termasuk pembentukan berlian, yang terjadi di antara senyawa- senyawa yang berada jauh di dalam lapisan es.

Marvin Ross dari Lawrence Livermore National Laboratory pertama kali memperkenalkan gagasan hujan berlian dalam artikel tahun 1981 di Nature.

Mereka menyarankan, atom karbon dan hidrogen dari hidrokarbon seperti metana terpisah pada tekanan tinggi dan suhu tinggi di dalam planet raksasa es.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved