Tahukah Anda
Mikroplastik pun Kini Ditemukan di Paru-Paru
Pertama kalinya, polusi mikroplastik ditemukan bersarang jauh di dalam organ paru-paru manusia. Partikel ini ditemukan di hampir semua sampel ...
“Ini (temuan mikroplastik dalam paru-paru manusia) mengejutkan karena saluran udara lebih kecil di bagian bawah paru-paru dan kami berharap partikel dengan ukuran ini akan disaring atau terperangkap sebelum menjadi sedalam ini,” lanjut dia.
Sadofsky menambahkan, data temuan mikroplastik dalam organ paru-paru manusia ini memberikan kemajuan penting di bidang polusi udara, mikroplastik, dan kesehatan manusia.
Informasi tersebut dapat digunakan untuk menciptakan kondisi yang realistis bagi eksperimen laboratorium dalam menentukan dampak kesehatan.
Baca juga: Darah Emas, Golongan Darah yang Paling Langka di Dunia
Lebih lanjut, sebuah studi tahun 2021 di Brasil pada sampel autopsi menemukan mikroplastik pada 13 dari 20 orang yang dianalisis yang berusia rata-rata lebih tinggi dibandingkan penelitian Sadofsky.
Polietilen yang digunakan dalam kantong plastik, menjadi salah satu partikel yang paling umum.
“Hasil kesehatan yang merusak mungkin terkait dengan kontaminan ini dalam sistem pernapasan setelah terhirup,” tutur peneliti.
Sementara itu, sebuah penelitian di Amerika Serikat terhadap pasien kanker paru-paru pada 1998 menemukan adanya plastik dan serat tumbuhan seperti kapas di lebih dari 100 sampel.
Dalam jaringan kanker, 97 persen sampel mengandung serat dan pada sampel nonkanker, sebesar 83 persen terkontaminasi.
Sebagai informasi, mayoritas sampah plastik dibuang ke lingkungan dan mikroplastik telah mencemari seluruh planet, mulai dari puncak Gunung Everest hingga ke lautan terdalam dunia, yakni Lautan Teduh.
Mikroplastik bahkan telah ditemukan di plasenta wanita hamil dan pada tikus hamil yang melewati paru-paru dengan cepat menuju ke jantung, otak, dan organ janin lainnya.
Sebuah tinjauan baru-baru ini menilai risiko kanker dan membutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai bagaimana mikroplastik dan nanoplastik mempengaruhi struktur dan proses tubuh manusia, termasuk cara mengubah sel dan menginduksi karsinogenesis.
“Terutama mengingat peningkatan eksponensial dalam produksi plastik,” pungkas ilmuwan. (Kompas.com)
Baca juga: Diminta Pasang Kardus Sasaran Tembak, Karyawan Tewas Tertembak Bosnya
Baca juga: Paula Verhoeven Deg-degan Tampil di Arab Fashion Week
Baca juga: Setiap Bulan Ronaldo Transfer Rp 1,5 M ke Rekening Georgina