5 Kejanggalan Tewasnya Brigadir J di Rumah Kadiv Propam
Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J merasa ada kejanggalan atas kematian putranya ...
"Waktu itu masih aktif chatingan, setiap foto-foto selalu di komentari.
Dia bilang enak ya, katanya sama adiknya," jelas Samuel.
Mereka memperkirakan, perjalanan Magelang menuju ke Jakarta sekira 7 jam.
Baca juga: Rumah Guru Mengaji di Peukan Baro Pidie Terbakar
Kemudian, mereka menghubungi Brigadir J untuk memastikan apakah sudah tiba di Jakarta.
Kejanggalan ketiga, saat itu Brigadir J tidak bisa dihubungi.
Semua kontak di keluarganya telah diblokir.
"Semua diblokir, kakaknya, dan yang lainnya diblokir," katanya.
Tidak berselang lama, mereka mendapat kabar bahwa Brigadir J telah meninggal dunia.
Mirisnya, informasi tersebut tidak mereka terima langsung dari kepolisian, melainkan dari adik kandung Brigadir J yang juga bertugas di Mabes Polri.
Kejanggalan keempat, Samuel mengaku tidak dimintai persetujuan terkait proses autopsi yang dilakukan terhadap anaknya.
Ia mendapati anaknya sudah dalam kondisi lebam di sekujur tubuh dan luka tembak di dada, tangan, leher dan bekas jahitan hasil autopsi.
"Tidak ada meminta persetujuan keluarga atas autopsi yang dilakukan," katanya.
Baca juga: Cemburu Berujung Maut, Juragan Rongsokan Tewas Ditembak OTK
Kejanggalan kelima, saat jenazah korban tiba, pihak keluarga sempat tidak diizinkan untuk melihat atau membuka pakaian korban.
Kemudian, mereka juga melarang pihak keluarga untuk mendokumentasikan kondisi korban saat pertama kali tiba di rumah duka.
"Awalnya kita dilarang, tapi mamaknya maksa mau lihat dan pas dilihat, saya langsung teriak lihat kondisi anak saya badannya lebam, mata kayak ditusuk dan ada luka tembak," ujarnya.