Berita Aceh Besar

PILU! Sebanyak 37 Anak di Aceh Besar Korban Rudapaksa, Satu Anak 'Terusir' dari Desanya

Kondisi yang sungguh memprihatinkan menimpa anak di bawah umur sejak Januari hingga Agustus 2022 tercatat ada sebanyak 37 anak jadi korban rudapaksa

Editor: Misran Asri
Tribunnews.com
Ilustrasi rudapaksa - Kondisi yang sungguh memprihatinkan menimpa anak-anak di bawah umur sejak Januari hingga Agustus 2022 tercatat ada sebanyak 37 anak jadi korban rudapaksa. 

Kondisi yang sungguh memprihatinkan menimpa anak-anak di bawah umur sejak Januari hingga Agustus 2022 tercatat ada sebanyak 37 anak jadi korban rudapaksa.

Laporan Indra Wijaya | Aceh Besar

PROHABA.CO, JANTHO - Kondisi yang sungguh memprihatinkan menimpa anak-anak di bawah umur sejak Januari hingga Agustus 2022 tercatat ada sebanyak 37 anak jadi korban rudapaksa.

Bahkan tiga di antaranya sampai melahirkan dan sudah memiliki anak dari perbuatan keji yang dilakukan oleh para pelaku.

Fakta itu diungkapkan Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial, Dinsos Aceh Besar, Cut Sufriawati, kepada Serambinews.com, Jumat (19/8/2022)..

Ia mengatakan, ketiga korban yang dirudapaksa hingga melahirkan tersebut merupakan anak di bawah umur dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

"Lebih kurang ada 37 kasus rudapaksa dan pelecehan terhadap anak yang kita lakukan pendampingan," kata Cut Sufriawati.

Dampak dari kejadian tersebut hingga tiga korban rudapaksa sampai melahirkan tersebut, satu orang korban mengalami kejadian yang memilukan.

Dimana, sudah menjadi korban rudapaksa hingga hamil dan melahirkan, masyarakat gampong menolak untuk menerima korban kembali.

Baca juga: Remaja 13 Tahun Mengadu Dinodai Paman, Ayah Malah Ikut Merudapaksanya

Baca juga: Rudapaksa Gadis 16 Tahun yang Awalnya Disukai, Seorang Buruh Harus Berurusan dengan Hukum 

Baca juga: PILU! Pingsan Kecelakaan, Teman Pria Justru Merudapaksa, Wanita di Tulungagung Meninggal Dunia

'Penghakiman' yang dinilai tidak mendasar, sudah korban justru warga menolak korban di desanya.

"Jadi orang gampong itu nggak mau menerima dia lagi untuk masuk ke gampong.

Karena mereka menganggap itu aib," ungkapnya.

Hal tersebut juga menjadi kendala terhadap pihaknya dalam melakukan pendampingan terhadap korban.

Sebab, orang tua dengan masyarakat gampong itu berkonflik.

Tindakan tersebut kata Sufriawati sangat tidak baik dan tidak adil yang dihadapi korban.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved