Tangis Pilu Ibu Santri Gontor Tak Ingin Kematian Anaknya Terulang Pada yang Lain, Hentikan Kekerasan
Kasus penganiayaan Santri Gontor disorot. Tangis pilu Soimah (44), ibu dari AM, santri Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG)
Akan tetapi, Soimah dan keluarga bukan main dibuat terkejut saat melihat langsung kondisi jenazah AM setibanya di rumah duka tepatnya di kota Palembang.
Tubuh kaku remaja itu jelas menggambarkan adanya dugaan tindak pidana kekerasan yang sudah dia alami.
"Itu yang sangat kita sayangkan. Sudah tahu terjadi tindak penganiayaan tapi kenapa dibuat, dikemas ada surat keterangan kematian yang menyatakan dia meninggal karena sakit," ucap Titis.
Lanjut dikatakan, berdasarkan keterangan anggota Polres Ponorogo yang disampaikan ke perwakilan keluarga, polisi sudah memeriksa 7 saksi terkait dugaan kekerasan ini. "Kita akan bersinergi dengan pihak kepolisian. Apakah ada upaya dari lembaga pendidikan ini untuk menutup-nutupi, sikap manajemennya seperti apa," ujarnya.
"Terkait surat (keterangan kematian) ini, kita tidak tahu dikeluarkan atas permintaan siapa. Karena selama ini ibu korban tidak pernah memintanya," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Soimah adalah ibu yang mencari keadilan atas tewasnya sang anak sulung AM (17) ketika menempuh pendidikan Kelas 5i (setara SMA) di Pondok Modern Darussalam Gontor 1, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Dia mendapat kabar anaknya meninggal dunia dari pengasuh Gontor 1, Senin (22/8) sekitar pukul 10.20 WIB.
Kasus ini menjadi sorotan publik ketika Soimah menemui langsung dengan pengacara kondang Hotman Paris di Palembang, Minggu (4/9/2022).
Korban dalam dugaan kekerasan tersebut berjumlah tiga orang.
Satu korban meninggal dunia berinisial AM yang merupakan anak Soimah, santri asal Palembang. Dua santri lagi masih

menjalani perawatan di rumah sakit.
Pernyataan Pihak Pondok Modern Darussalam Gontor
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jatim ikut angkat bicara.
Dalam pernyataan resminya, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, diwakili Juru Bicara (jubir) ponpes, Noor Syahid, menyampaikan permohonan maaf sekaligus berbelasungkawa atas wafatnya almarhum AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum.
"Atas nama Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, saya selaku juru bicara pondok, dengan ini menyampaikan beberapa hal terkait wafatnya Almarhum Ananda AM, santri Gontor asal Palembang, pada hari Senin pagi, 22 Agustus 2022," kata Noor Syahid.
Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara(TKP) dan pra rekonstruksi. Hasilnya kata AKBP Catur polisi menyita beberapa barang bukti berupa pentungan, air mineral, minyak kayu putih hingga becak.
Dalam pra rekonstruksi itu, kata Catur, unsur penganiayaan di peristiwa itu sebenarnya sudah sangat jelas terjadi. Ada 50 adegan dalam pra rekonstruksi itu terdiri dari kejadian awal penjemputan korban hingga terjadinya kekerasan yang mengakibatkan santri berinisial AM (17) meninggal dunia.