127 Orang Tewas, 180 Dirawat, Tragedi Kanjuruhan Terburuk dalam Sejarah

Tragedi Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit. Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia ...

Editor: Muliadi Gani
KOMPAS.COM/Imron Hakiki
Mobil K-9 dibalik oleh supporter Aremania dalam kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) 

PROHABA.CO, MALANG - Tragedi Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.

Sebanyak 127 orang dilaporkan meninggal dunia dan ratusan lainnya dirawat di rumah sakit (RS).

Stadion Kanjuruhan dipilih menjadi tempat penyelenggaraan laga pekan ke-11 Liga 1 2022-20233 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022).

Bertajuk derbi Jawa Timur, duel Arema FC vs Persebaya berlangsung ketat. Lima gol tercipta dalam laga ini.

Tim tamu Persebaya unggul dua gol lebih dulu melalui aksi Silvio Junior (8') dan Leo Lelis (32').

Arema FC kemudian berhasil menyamakan kedudukan lewat brace Abel Camara pada pengujung babak pertama (42', 45+1' -pen).

Namun, gol Sho Yamamoto pada menit ke-51, memastikan Arema bertekuk lutut di hadapan Persebaya dengan skor 2-3.

Hasil pertandingan derbi Jatim ini ternyata tidak bisa diterima pendukung Arema FC.

Baca juga: Kronologi Tragedi Kanjuruhan Versi Polisi, Tembakan Gas Air Mata untuk Halau Suporter Kejar Pemain

Mereka kecewa dan langsung berhamburan masuk ke lapangan dengan meloncati pagar, membuat situasi tak terkendali.

Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut.

Situasi makin tak terkendali ketika pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton.

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan menimbulkan korban yang tidak sedikit.

Ratusan nyawa melayang. Menurut keterangan Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta, sebanyak 127 orang tewas, termasuk dua anggota Polri.

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ungkap Nico dalam jumpa pers di Malang, Minggu (2/10/2022).

Niro merinci, dari jumlah korban tewas, 34 di antaranya meninggal di stadion, sisanya di rumah sakit. Selain itu, polisi mencatat, ada sekitar 180 orang yang sedang dirawat di sejumlah rumah sakit.

Akibat insiden ini, kompetisi Liga 1 dihentikan untuk sementara selama sepekan. PT LIB dan PSSI sudah mengonfirmasi hal tersebut.

Baca juga: Bocah 3 Tahun Hilang 7 Hari Lalu belum Ditemukan Setelah Perahu Ketinting Dihantam Ombak

PSSI juga sedang menginvestigasi kasus ini dan akan menjatuhkan sanksi berat kepada pihak yang bersalah. PSSI juga berharap pihak kepolisian segera mengungkap dalang di balik peristiwa ini.

Tragedi terbesar kedua

Menilik data dari Football Stadiums, insiden di Kanjuruhan itu merupakan tragedi stadion sepak bola terbesar kedua dalam sejarah jika melihat jumlah korban meninggal.

Adapun kejadian paling memilukan dalam sejarah sepak bola terjadi pada 24 Mei 1964 di Estadio Nacional, Lima, Peru.

Saat itu, Peru bertanding melawan Argentina dalam kualifikasi Olimpide. Peru tertinggal 0-1 dan berhasil menyamakan kedudukan pada menit-menit akhir.

Namun, gol penyama kedudukan Peru dianulir oleh wasit. Hal itu kemudian menimbulkan kerusuhan yang mengakibatkan 328 orang tewas.

(Kompas.com)

Baca juga: Puluhan Rumah di Pedalaman Aceh Timur Terendam Banjir

Baca juga: Tahu Lesti Jadi Korban KDRT Rizky Billar, Kakek dan Neneknya Terpukul sampai Kurung Diri di Rumah

Baca juga: Kapolri Kerahkan Tim Siber Bantu Telusuri Peretasan Kru Narasi TV

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved