Luar Negeri
Perempuan Amerika Pimpin Batalion ISIS Khusus Wanita, Dikecam Anak-Anaknya
Seorang wanita Amerika Serikat (AS) dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh pengadilan di AS karena memimpin batalion ISIS di Suriah ...
PROHABA.CO, WASHINGTON DC – Seorang wanita Amerika Serikat (AS) dijatuhi hukuman 20 tahun penjara oleh pengadilan di AS karena memimpin batalion ISIS di Suriah yang beranggotakan wanita seluruhnya.
Wanita tersebut bernama Allison Fluke-Ekren asal Kansas, AS.
Dilansir Al Jazeera, vonis tersebut dijatuhkan hakim setelah Fluke-Ekren mengaku bersalah atas tuduhan terorisme.
Pada Selasa (1/11/2022), dalam sidang di pengadilan federal di Virginia, Fluke-Ekren mengaku bertanggung jawab atas semua tindakannya.
Akan tetapi, selama di Suriah, Fluke-Ekren mengaku bahwa sebagian besar waktunya dia habiskan untuk merasionalisasi dan meminimalkan perannya.
“Kami hanya menjalani kehidupan yang sangat normal,” katanya kepada hakim tentang waktunya di Suriah, menunjukkan foto-foto anak-anaknya saat makan piza.
Baca juga: Dwi Dahlia, WNI yang Dituduh AS Jadi Fasilitator Pendanaan ISIS
Jaksa menyebut Fluke-Ekren sebagai "permaisuri ISIS" serta menuduhnya melatih perempuan dan anak perempuan berusia sepuluh tahun bagaimana caranya menggunakan senjata otomatis, meledakkan granat, dan meledakkan sabuk bunuh diri.
Pihak berwenang mengatakan, wanita berusia 42 tahun itu juga membahas mengenai serangan di dalam wilayah AS.
Setelah ditangkap di Suriah, Fluke-Ekren dibawa ke AS pada akhir Januari 2022 untuk menghadapi sejumlah dakwaan.
Anak-anaknya sendiri mencela Fluke-Ekren di pengadilan dan menyebut dilecehkan secara fisik dan seksual oleh ibu mereka.
Dalam pernyataan yang dibacakan dalam persidangan pada Selasa, salah satu putri Fluke-Ekren mengatakan bahwa nafsu untuk mengontrol dan kekuasaan mendorong ibunya membawa keluarganya ke belahan dunia lain guna menemukan ISIS.
Baca juga: Saksi Terdakwa Munarman Pastikan FPI Ormas Islam Anti ISIS
Dia menambahkan, ibunya menjadi lihai dalam menyembunyikan pelecehan yang dia lakukan.
Fluke-Ekren membantah tuduhan pelecehan tersebut.
Fluke-Ekren juga menyebut batalion wanita yang dia pimpin mirip dengan pusat komunitas untuk wanita, tetapi berubah menjadi serangkaian kelas bela diri ketika Kota Raqqa, benteng ISIS di Suriah, tempat dia tinggal, menghadapi ancaman invasi.
Asisten Pertama Jaksa AS, Raj Parekh mengatakan, bahkan di dalam ISIS pun orang-orang yang mengenal Fluke-Ekren dan menggambarkan ideologinya berada di luar jangkauan mereka.