Gara-gara Segel Kafe Remang-remang, Bupati Pangandaran Cekcok dengan Warga

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata cekcok dengan salah seorang warga saat malam tahun baru. Keributan tersebut terekam kamera pengawas atau CCTV ...

Editor: Muliadi Gani
Tangkap layar CCTV
Keributan antara rombongan Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata dengan satu warga bernama Ujang Bendo di dekat sebuah warung remang-remang di Blok Astana Buda, Desa Wonoharjo, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Sabtu (31/12/2022) malam. 

Ia merupakan preman yang membekingi warung remang-remang itu.

"Kemudian setelah saya cari Ujang Bendo, saya bertanya sambil saya marah, Jang, kenapa (segelnya) dibuka?"

"Katanya saya sudah dapat putusan pengadilan. Tapi, keputusan pengadilan yang mana? Malah suruh saja tanya ke Satpol PP."

"Saya bilang oke, saya tidak mau berdebat itu, katakan saja putusan pengadilan itu benar tapi kan yang membuka segel itu bukan kamu, tapi saya pemerintah daerah."

"Saat itu, saya pakai bahasa aing (bahasa preman) karena lagi ngambek," kata Jeje.

Saat itu, Jeje mengaku sedang marah.

Baca juga: Cahaya Aneh di Langit Las Vegas, Warga Klaim Itu UFO

Baca juga: Berawal Cekcok Mulut, Suami di Bener Meriah Dorong Istri ke Lantai, Lalu Injak Perut dan Dadanya

Dan wajar kalau marah, karena segel itu simbol kehormatan.

Bukan hanya kehormatan Pemda tapi termasuk para alim ulama yang waktu itu masang berbarengan.

"Tapi dia (Ujang Bendo) masih ngeyel, terus seperti biasa orang Sunda kalau ngeyel terus diusap mukanya bukan dijotos atau ditonjok."

"Kamu ngeyel terus, sok jagoan kamu. Udah itu, saya mundur tapi mungkin anak-anak yang ikut saya ada yang tersinggung sehingga ada yang mukul," ujarnya.

Ujang Bendo Lapor Polisi Nandang Suhendar (52), atau biasa dikenal dengan nama Ujang Bendo mengaku melaporkan Bupati Pangandaran ke polisi atas apa yang dialaminya.

"Kami, tidak lebih atau kurang. Mungkin pada saat itu Bupati kecewa karena saya menyobek stiker (segel) Pemda menutup sementara kafe (warung remang-remang)," ujar Ujang kepada sejumlah wartawan di rumahnya di Pangandaran, Minggu (1/1) sore.

Setelah penutupan sementara itu, pihaknya sudah pernah beraudensi dua kali ke Komisi I dan IV DPRD Kabupaten Pangandaran.

"Tapi, sampai saat ini belum ada jawaban yang tepat, enggak ada solusi.

Akhirnya, saya mewakili warung-warung hiburan malam maka saya sobek stiker (segel) tersebut."

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved