Berita Aceh Timur

Pawang Tanam Kecombrang untuk Usir Harimau, Gelar Ritual Bakar Kemenyan dan Baca Doa

Selain secara konvensional atau modern, praktik pengusiran harimau juga dilakukan secara tradisional dengan menurunkan pawang guna melakukan tirual

Penulis: Redaksi | Editor: Muliadi Gani
Foto: Kiriman Warga
Pawang Jauhari sedang melakukan prosesi pengusiran harimau di hutan kawasan Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Jauhari sendiri adalah anak almarhum Kek Sarwani Sabi (83), pawang harimau terkenal asal Desa Blang Sibatong, Kecamatan Bubon, Aceh Barat. 

PROHABA.CO, IDI – Berbagai upaya dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh untuk mengusir harimau yang meresahkan warga Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.

Selain secara konvensional atau modern, praktik pengusiran harimau juga dilakukan secara tradisional dengan menurunkan pawang guna melakukan tirual.

Hal ini seperti yang dilakukan BKSDA Aceh yang menurunkan Jauhari, seorang pawang harimau ke Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.

Jauhari sendiri adalah anak almarhum Kek

Sarwani Sabi (83), pawang harimau terkenal asal Desa Blang Sibatong, Kecamatan Bubon, Aceh Barat.

Didampingi Keuchik Seumanah Jaya, M Sabri, petugas CRU Serbajadi, M Thayeb, petugas Forum Konservasi Lauser (FKL) Junaidi, dan WCS, serta perangkat desa lainnya, Jauhari sang pawang harimau melakukan ritual untuk menjauhkan binatang carnivora itu dari permukiman penduduk.

Petugas CRU Serbajadi, M Thayeb mengatakan, sebulan terakhir ini, masyarakat Desa Seumanah Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, dikejutkan dengan penampakan jejak kaki harimau di kebun warga yang tak jauh dari permukiman penduduk.

Baca juga: Nasib Tragis Pawang Ular di Trenggalek, Tewas Digigit King Kobra yang Dipeliharanya Selama 5 Tahun

Baca juga: Hakim Tolak Hukum Mati Benny Tjokro, Kasus Korupsi Asabri

Bahkan, sejumlah warga mengaku pernah melihat kawanan harimau (satu induk dengan dua anak), di kawasan tepi Sungai Peureulak dan di perkebunan warga.

Namun sejauh ini, harimau itu tidak menganggu warga maupun memangsa ternak.

Merespon keresahan warganya, beberapa waktu lalu, Sekdes Seumanah Jaya, Mahyudi, melapor ke BKSDA Resort Langsa.

Kemudian petugas BKSDA turun ke lokasi melakukan pengecekan, selanjutnya BKSDA menurunkan pawang harimau ke lokasi.

Sebelum melakukan ritual pengusiran harimau, Jauhari didampingi perangkat Desa Seumanah Jaya lebih dulu ziarah ke makam keramat Putroe Nurul Akla yang ada di desa itu.

Kemudian, dengan didampingi perangkat desa, Pawang Jauhari mengecek jejak harimau di kebun warga yang berjarak sekitar 100 meter dari permukiman penduduk.

Lalu, Pawang Jauhari mengorek lubang di tanah sambil membakar kemenyan dan membacakan doa ritual.

Selanjutnya, Pawang Jauhari menanamkan pohon Asam Cekala atau Kecombrang pada lubang tersebut.

Saat dihubungi Prohaba, Pawang Jauhari mengatakan, dengan ritual itu, ia optimis harimau tidak akan menampakkan diri lagi di kawasan tersebut.

Baca juga: Warga Temukan Dua Anak Harimau Dalam Kondisi Sakit

Baca juga: Seekor Harimau Liar Sumatera akan Dilepas ke Gunung Leuser Menggunakan Helikopter

Insya Allah, atas Izin Allah, harimau itu tidak akan nampak lagi,” ucapnya penuh keyakinan. Jauhari mengatakan, harimau tersebut tidak mengganggu orang maupun ternak.

"Harimau ini juga makhluk Allah SWT, kita sebagai manusia yang memiliki pikiran, jadi jangan menganggunya, jangan meracun, dan memasang jerat.

Kita mohon kepada Allah SWT, semoga harimau itu tidak menampakkan diri lagi," pesan Pawang Jauhari.

Karena di Desa Seumanah Jaya, papar Jauhari, masih ada makam keramat.

Sehingga ia berpesan kepada masyarakat agar meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dan menjauhkan perbuatan-perbuatan yang salah.

"Jaga dan lestarikan dua makam keramat yang ada di desa ini, panjatkan doa kepada mereka agar kita mendapatkan pahala dari Allah SWT," imbau Pawang Jauhari.

Sementara itu, M Sabri, Keuchik Seumanah Jaya mengucapkan terima kasih kepada BKSDA yang sudah menurunkan pawang untuk menjauhkan harimau dari permukiman penduduk.

"Insya Allah, pesan-pesan dan nasihat dari pawang untuk desa kita dan pesan melestarikan kedua makam bersejarah, akan kita lakukan dan kita lestarikan," ungkap M Sabri.

"Kita juga berpesan kepada warga agar tidak mencelakai harimau tersebut menggunakan jaring maupun racun, karena harimau itu tidak menganggu warga maupun ternak," ungkap Sabri.(sn)

Baca juga: Inilah Jenis-jenis Harimau Asli Indonesia, Harimau Sumatera Kini Berstatus Hampir Punah

Baca juga: Disebuah Hotel Seorang Ibu Muda Tega Transaksi Jual Bayinya

Baca juga: Banjir Tak Kunjung Surut, Pasangan Ini Kekeh Tetap Gelar Pernikahan

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved