Tahukah Anda

Apa yang Membuat Kita Menjadi Manusia dan Berbeda dengan Primata?

Berdasarkan ciri genetik yang terungkap dalam sebuah studi baru-baru ini telah menyempurnakan linimasa yang memisahkan garis keturunan evolusi manusia

|
Editor: Muliadi Gani
SHUTTERSTOCK/Crystal Alba
Ilustrasi simpanse. Manusia diketahui berbagi 98,8 persen DNA dengan simpanse dan bonobo, membuatnya sebagai sepupu terdekat primata tersebut. 

PROHABA.CO - Baru-baru ini, sebuah penelitian mengungkap perbedaan paling dramatis antara manusia dan primata lainnya dapat ditemukan di otak.

Hal itu karena otak adalah organ utama yang memberi identitas pada spesies kita.

Manusia diyakini oleh sebagian ilmuwan masih sepupu dengan primata.

Namun, studi genom paling komprehensif pada primata telah mengungkapkan ciei genetikpenting yang menjadi keunikan manusia.

Kelompok primata yang dikenal di antaranya adalah simpanse, kera, lemur, dan monyet.

Berdasarkan ciri genetik yang terungkap dalam sebuah studi baru-baru ini telah menyempurnakan lini masa yang memisahkan garis keturunan evolusi manusia dari simpanse dan bonobo, sepupu terdekat manusia.

Dilansir dari Reuters, Senin (19/6/2023) para peaneliti mengatakan bahwa mereka telah mengurutkan dan menganalisis genom dari 233 spesies primata.

Baca juga: SedihBanget! Lima Simpanse Melarikan Diri dari Kebun Binatang, Tiga Ditembak Mati

Genom tersebut terdiri atas hampir setengah dari spesies yang masih hidup saat ini.

Genetik yang membedakan

Dalam studi ini, hal mengejutkan bagi para peneliti adalah mereka menemukan sebagian besar primata memiliki keanekaragaman genetik yang lebih besar dibandingkan manusia.

Keanekaragaman genetik itu adalah variasi di dalam suatu spesies yang sangat penting untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Sementara bagi manusia, beberapa variasi genetik itu dianggap eksklusif.

Para peneliti juga menunjukkan variasi genetik lain yang secara unik melibatkan fungsi dan perkembangan otak manusia.

Selanjutnya, dalam studi ini, peneliti juga menggunakan genom primata untuk melatih algoritma kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi mutasi genetik penyebab penyakit pada manusia.

Baca juga: Karena ‘Saling Mencintai’, Simpanse dan Seorang Wanita Harus Dipisah

Baca juga: Amoeba: Organisme Pemakan Otak Yang Sebabkan Kematian

“Mempelajari keanekaragaman genom primata tidak hanya penting dalam menghadapi krisis keanekaragaman hayati yang sedang berlangsung, tetapi juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan pemahaman kita tentang penyakit pada manusia,” kata ahli genetika Lukas Kuderna dari Barcelona Biomedical Research Park’s Institute of Evolutionary Biology di Spanyol dan Illumina Inc (ILMN.O).

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved