Palestina vs Israel

Krisis Kemanusiaan di Gaza Cukup Mengerikan

Warga palestina krisis segala aspek kebutuhan mulai dari layanan medis, makanan, air minum, kebersihan hingga tempat tinggal.

Penulis: Dedek Sumarnim | Editor: Jamaluddin
AFP/DAWOOD NEMER
Warga palestina mengantre untuk mengisi tabung air di Kota Gaja pada 16 Oktober 2023. 

Saat ini sedang menunggu akses distribusi agar mereka dapat memberikan bantuan darurat kepada masyarakat yang terdampak.

Gaza sudah mengalami kerawanan pangan tingkat tinggi di bawah pendudukan Israel.

Menurut WFP, sebanyak 63 persen dari 1,84 juta penduduk berada dalam kondisi rawan pangan.

Air minum

Air minum juga menjadi semakin langka di Gaza.

Kahout melaporkan, banyak keluarga yang berkeliling selama berjam-jam, membawa botol air di tangan, untuk mencari air.

Ketika masyarakat mendapatkan air, terutama melalui vendor swasta yang mengoperasikan pabrik desalinasi dan pemurnian air skala kecil menggunakan energi surya, yang lain terpaksa meminum air payau dari sumur pertanian.

Menurut OCHA, hal ini memicu kekhawatiran akan penyakit yang ditularkan kepada warga lain melalui air seperti kolera.

Laporan mengenai air minum di Gaza dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa sebagian besar air tersebut masih dalam kondisi tidak aman.

Laporan Dana Anak-Anak PBB (Unicef) pada Juni 2023 lalu menyatakan bahwa 96 persen air tidak layak untuk dikonsumsi manusia.

Hal ini menyebabkan sebagian besar keluarga membeli air dari pedagang kaki lima dengan harga tinggi.

Menurut Bank Dunia, kondisi itu jelas menjadi beban tambahan bagi populasi di mana setiap detik penduduk miskin terus bertambah. 

Kebersihan

Pada Minggu (15/10/2023), OCHA mengatakan bahwa pabrik desalinasi air laut terakhir yang berfungsi di Gaza sudah ditutup karena kehabisan bahan bakar.

Sementara fasilitas air dan sanitasi, sumur air, waduk, dan stasiun pompa mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel yang dilakukan terus menerus .

Meningkatnya polusi air secara dramatis akan meningkatkan masalah ginjal di Jalur Gaza.

Menurut Oxfam, pasien ginjal di kawasan itu meningkat sebesar 13-14 persen setiap tahun.

Instalasi pengolahan air limbah terakhir yang masih beroperasi di Gaza juga ditutup pada Minggu (15/10/2023).

Hal itu, menurut OCHA, menyebabkan sejumlah besar limbah yang tidak diolah dibuang ke laut.

Limbah dan limbah padat juga menumpuk di jalan-jalan hingga menimbulkan risiko kesehatan dan lingkungan.

Sebab, sebagian besar dari 65 stasiun pompa limbah berhenti beroperasi akibat tak ada bahan bakar.

Perumahan

Tinggal pada salah satu daerah terpadat di dunia, warga Gaza semakin terpinggirkan.

Serangan udara Israel dan perintah evakuasi oleh militer Zionis menyebabkan sekitar 600.000 orang mengungsi ke bagian selatan Gaza, dan hampir 400.000 orang di antaranya memadati tempat penampungan darurat UNRWA.

Menurut UNRWA, angka-angka itu kemungkinan besar terus meningkat secara signifikan sejak penghitungan pada 14 Oktober 2023 lalu.

Hal tersebut kemungkinan besar akan menjadi tempat berkembang biaknya penyakit.

“Banyak orang berlindung di sini dan di sekolah-sekolah dalam keadaan kacau balau dan tak bersih.

Ini akan menyebabkan epidemi di Gaza dan sekitarnya,” kata Muhammad Abu Salamiya di Rumah Sakit Shifa kepada Aljazeera.

Menurut Kementerian Pekerjaan Umum Gaza, hingga 13 Oktober 2023, setidaknya 7.000 rumah sudah hancur sementara 4.887 unit lainnya tidak dapat dihuni lagi.

Pengungsi tinggal di fasilitas umum atau bersama keluarga angkat. 

Youmna ElSayed dari Aljazeera, yang tinggal di apartemen berukuran 100 m bersama keluarga angkat, mengatakan, orang-orang di selatan menampung setidaknya dua hingga tiga keluarga lain di rumah mereka.

Bahkan di antara keluarga tersebut tak saling mengenal secara pribadi.

Krisis perumahan di Gaza tidak berakhir di situ. 

Banyak pengungsi, termasuk individu yang rentan seperti wanita hamil, korban luka, dan anak-anak, harus tidur di luar rumah. (Penulis adalah mahasiswa internship dari Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat)

Artikel ini telah tayang di Aljazeera.com dengan judul Penjelasan mengenai krisis kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved