Sains

Matahari Lebih Kecil Dari Yang Diduga, Inilah Penjelasan 2 Orang Ilmuwan

Dua astronom telah menemukan bukti bahwa jari-jari Matahari kita beberapa ratus persen lebih kecil dari analisis sebelumnya.

Penulis: Rizka Amanda | Editor: Muliadi Gani
NASA/SDO
Ilustrasi matahari. 

Matahari Lebih Kecil Dari Yang Diduga, Inilah Penjelasan Dari 2 Orang ilmuwan

PROHABA.CO - Seperti yang kita semua ketahui bahwa Matahari merupakan bintang di pusat tata surya.

Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet.

Matahari juga merupakan pusat tata surya dimana anggota tata surya mengelilingi dan membentuk suatu keteraturan di dalamnya.

Anggota-anggota Tata Surya bergerak mengelilingi dalam masing-masing lintasan (orbit) yang teratur.

Planet-planet mengelilingi matahari dengan orbit berbentuk elips.

Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya mewakili kurang lebih 99,86 persen massa total tata surya.

Akan tetapi menurut laporan Science Alert, dua astronom telah menemukan bukti bahwa jari-jari Matahari kita beberapa ratus persen lebih kecil dari analisis sebelumnya.

Baca juga: Kepolisian London Menangkap Lebih dari 120 Demonstran Pendukung Palestina

Dilansir oleh Prohaba.co dari laman NDTV, dalam perkembangan signifikan yang dapat mengubah pemahaman para ilmuwan tenntang Alam Semesta, Matahari, bintang di pusat Tata Surya kita mungkin tidak sebesar yang diduga.

Temuan baru tersebut saat ini sedang ditinjau, berdasarkan gelombang suara yang dihasilkan dan terperangkap di dalam interior plasma panas Matahari, yang dikenal sebagai 'tekanan' atau mode-p.

Makalah yang merinci ini temuan ini diterbitkan di arXiv.

Ahli astrofisika Masao Takata dari Universitas Tokyo dan Douglas Gough dari Universitas Cambridge menjelaskan bahwa osilasi mode-p menawarkan pandangan interior Matahari yang "lebih kuat secara dinamis" dibandingkan dengan gelombang suara berosilasi lainnya.

Untuk memahami hal ini dengan lebih baik, kita dapat membayangkan Matahari sebagai sebuah lonceng yang ditabrak oleh butiran pasir kecil.

Jutaan gelombang suara yang berosilasi seperti gelombang p, mode g, dan mode f dihasilkan oleh keributan seismik tersebut.

Namun, para ilmuwan menemukan bahwa mereka mungkin tidak sepenuhnya dapat diandalkan karena tidak meluas hingga ke tepi fotosfer Matahari.

Baca juga: Ilmuwan Sepakat Tahun 2023 Adalah Terpanas dalam Sejarah Dunia, Ini Penjelasannya

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved