Sains

Matahari Lebih Kecil Dari Yang Diduga, Inilah Penjelasan 2 Orang Ilmuwan

Dua astronom telah menemukan bukti bahwa jari-jari Matahari kita beberapa ratus persen lebih kecil dari analisis sebelumnya.

Penulis: Rizka Amanda | Editor: Muliadi Gani
NASA/SDO
Ilustrasi matahari. 

Sebaliknya, mode-p lebih berguna karena jangkauannya lebih jauh dan tidak terlalu rentan terhadap medan magnet dan turbulensi di lapisan batas atas zona konveksi Matahari.

Pengantar makalah tersebut berbunyi, "Analisis frekuensi mode-f telah memberikan ukuran radius Matahari yang lebih rendah, beberapa ratus persen, dibandingkan radius fotosfer yang ditentukan oleh pengukuran optik langsung.

Sebagian dari perbedaan ini dapat dipahami dengan menyadari bahwa variasi kepadatan di bawah fotosfer bintanglah yang menentukan struktur mode osilasi adiabatik, bukan aspek intensitas radiasi."

Kedua ilmuwan tersebut kini berpendapat bahwa mode p harus digunakan untuk mengukur radius Matahari.

Perhitungan mereka hanya menggunakan frekuensi mode-p menunjukkan radius fotosfer matahari sedikit lebih kecil dibandingkan model surya standar.

"Dalam makalah ini, kami mencoba untuk menjelaskan lebih jauh mengenai masalah ini, dengan mempertimbangkan radius seismik yang didefinisikan secara berbeda dan lebih kuat secara dinamis, yaitu radius yang ditentukan dari frekuensi mode-p.

Baca juga: Ratusan Gajah di Afrika Mati, Ini Dugaan Penyebab Menurut Para Ilmuwan

Jari-jari ini dikalibrasi berdasarkan jarak dari pusat Matahari ke posisi di lapisan subfotosfer di mana turunan pertama ketinggian skala kepadatan pada dasarnya berubah secara terputus-putus.
Kami menemukan bahwa radius tersebut kurang lebih konsisten dengan apa yang disarankan oleh mode f.

Selain itu, interpretasi radius yang disimpulkan dari mode p membawa kita untuk memahami lebih dalam peran batasan massa total dalam inversi struktur.

Hal ini memungkinkan kita untuk menafsirkan kembali inversi kecepatan suara, yang menunjukkan bahwa posisi fotosfer dan lapisan terstratifikasi adiabatik dalam selubung konvektif berbeda secara non-homolog dari posisi model surya standar." ungkap penelitian tersebut.

(Penulis adalah mahasiswi internship dari Universitas Malikussaleh, Aceh Utara)

 

Baca juga: Fakta-fakta Planet Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya yang Punya 79 Satelit Bulan

Baca juga: Lihat Cahaya Matahari saat Sedang Sakit, dr Zaidul Akbar Bocorkan Lima Manfaatnya

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved