Sains

Pertama di Dunia, Ilmuwan Temukan Aurora di Matahari

Sebelumnya, para ilmuwan juga telah mendeteksi sinyal radio mirip aurora dari bintang-bintang jauh di masa lalu.

Editor: Muliadi Gani
Shutterstock
Ilustrasi Aurora Borealis di Svalbard, Norwegia. [Shutterstock] 

Untuk pertama kali, para ilmuwan melihat tampilan gelombang radio berderak “mirip aurora” yang menakjubkan di atas permukaan Matahari, yang sangat mirip dengan aurora di Bumi.

PROHABA.CO - Para ilmuwan menemukan catatan yang dianggap sebagai bukti paling awal aurora

Penemuan semacam ini bernilai ilmiah dan historis karena lokasi sumbernya menyiratkan badai geomagnetik yang sangat kuat.

Untuk pertama kali, para ilmuwan melihat tampilan gelombang radio berderak “mirip aurora” yang menakjubkan di atas permukaan Matahari, yang sangat mirip dengan aurora di Bumi.

Para astronom di Bumi mendeteksi semburan gelombang radioebut selama seminggu.

Pertunjukan cahaya di Matahari itu terjadi kira-kira 40.000 km di atas bintik Matahari, yakni bidang gelap yang melengkung secara magnetis di permukaan Matahari.

Sebelumnya, para ilmuwan juga telah mendeteksi sinyal radio mirip aurora dari bintang-bintang jauh di masa lalu.

Namun, ini adalah pertama kalinya mereka melihat sinyal semacam ini dari Matahari.

Baca juga: Matahari Lebih Kecil Dari Yang Diduga, Inilah Penjelasan 2 Orang Ilmuwan

Menurut Sijie Yu, peneliti dan astronom di New Jersey Institute of Technology’s Center for Solar-Terrestrial Research (NJIT-CSTR), fenomena ini sangat berbeda dengan ledakan gelombang radio Matahari yang bersifat sementara yang biasanya berlangsung beberapa menit atau jam.

Yu juga menyebut penemuan ini sangat menarik karena berpotensi mengubah pemahaman ilmuwan tentang proses magnetik bintang.

Di Bumi, aurora adalah hasil dari puing-puing energi Matahari yang melintasi atmosfer dekat kutub, yang medan magnet pelindungnya paling lemah, dan mengagitasi molekul oksigen dan nitrogen.

Hal ini menyebabkan molekul melepaskan energi dalam bentuk cahaya.

Puing-puing matahari biasanya terlempar menjauh dari matahari ketika medan magnet di sekitar bintik Matahari menjadi kusut sebelum tiba-tiba putus.

Pelepasan energi yang dihasilkan memicu semburan radiasi yang disebut jilatan api matahari dan pancaran ledakan material Matahari yang disebut lontaran massa koronal.

Baca juga: Ilmuan Ingin Redupkan Matahari untuk Selamatkan Es di Antartika

Dengan mengarahkan teleskop radio ke bintik Matahari di permukaan Matahari, para peneliti mendeteksi emisi mirip aurora di atasnya, yang mereka yakini merupakan hasil dari percepatan elektron dari jilatan api matahari di sepanjang garis medan magnet kuat bintik Matahari.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved