Berita Aceh Tamiang

Oknum Dokter RSUD Tamiang Dilapor ke Polda Aceh, Dugaan Gumpalan Kain Tertinggal di Alat Vital

Seorang oknum dokter di RSUD Aceh Tamiang diduga melakukan kelalaian terhadap seorang pasien yang mengakibatkan korban mengalami gejala tidak wajar

Editor: Muliadi Gani
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang, Fadlon (kiri) menemui Direktur RSUD, Andika Putra menanyakan dugaan malpraktik oleh seorang dokter, Selasa (14/11/2023). Kasus ini sudah berproses hukum setelah korban melapor ke Polda Aceh. 

“Disebabkan adanya gumpalan kain kasa (tampon) sebesar kepalan tangan yang tertinggal di dalam kemaluan istri saya selama berbulan-bulan,” kata Tama, suami RD

PROHABA.CO, KUALASIMPANG – Seorang oknum dokter di RSUD Aceh Tamiang diduga melakukan kelalaian terhadap seorang pasien yang mengakibatkan korban mengalami gejala tidak wajar paska menjalani operasi.

Korban adalah, RD, warga Desa Purwodadi, Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang.

Mengutip Serambinews.com, dokter RSUD Aceh Tamiang, EA dilaporkan ke Kepolisian Daerah (Polda) Aceh atas tuduhan malapraktik terhadap pasien wanita,RD (30).

Dugaan kesalahan prosedur ini mengakibatkan RD mengalami nyeri hebat dan mengeluarkan cairan kuning bercampur darah.

“Disebabkan adanya gumpalan kain kasa (tampon) sebesar kepalan tangan yang tertinggal di dalam kemaluan istri saya selama berbulan-bulan,” kata Tama, suami RD, Selasa (14/11/2023).

Tama yang merupakan warga Purwodadi, Kejuruan Muda, Aceh Tamiang, menjelaskan musibah yang dialami istrinya bermula dari proses persalinan di praktik bidan pada 28 Juni 2023.

Saat itu RD baru melahirkan anak pertamanya secara normal.

Baca juga: Bidan di Puskesmas Simalungun Dipolisikan, Diduga Malapraktik Saat Bantu Persalinan

Namun, satu jam kemudian RD mengalami retensio plasenta, yakni kondisi di mana plasenta bayi tidak kunjung ke luar dari rahim.

“Istri kemudian dirujuk ke RSUD Aceh Tamiang dan langsung dilakukan operasi pembedahan perut (post laparatomil) untuk mengeluarkan plasenta dari rahimnya,” kata Tama.

Pascabedahan perut di RSUD Tamiang, RD mulai merasakan nyeri di bagian alat vitalnya, kesakitan ketika buang air serta kesusahan ketika hendak duduk dan berjalan.

Belakangan dari organ vitalnya keluar cairan kuning bercampur darah dengan bau tidak sedap.

“Nifasnya tidak kunjung berhenti, meski sudah memasuki hari ke-70 pascapersalinan,” lanjut Tama.

Ia menambahkan, ketika itu EA, selaku dokter yang menangani RD menduga bagian vital RD mengalami infeksi.

Karena kondisinya semakin memburuk, RD memeriksakan dirinya ke dokter spesialis obstetri dan ginekologi lainnya di Kota Langsa pada 12 September 2023.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved