Berita Banda Aceh
UNESCO Tetapkan Hari Kelahiran Laksamana Malahayati Sebagai Hari Perayaan Internasional
Direktur Jenderal UNESCO telah menetapkan hari lahir Laksamana Malahayati sebagai hari perayaan internasional dalam Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris.
Penulis: Luthfi Alfizra | Editor: Muliadi Gani
Dari sanalah Laksamana Keumalahayati kemudian membina karirnya di dunia militer dan melawan Portugis di Malaka.
Pada masa Sultan Alaiddin Riayat Syah Sayyidil Al Mukammil (1589-1604 M), Laksamana Keumalahayati menjadi Panglima Kaway Istana Darud Donya Aceh.
Beliau kemudian diangkat menjadi Laksamana Wanita Pertama di Aceh dan di dunia.
Dengan memiliki lebih 100 buah kapal yang berpusat di Kuta Inong Balee Krueng Raya, pasukan Laksamana Malahayati adalah pasukan yang paling ditakuti imperialis.
Laksamana Malahayati juga yang berhasil membunuh Jenderal Cornelis De Houtman.
"Dalam sejarah dunia, cuma Negara Aceh yang berhasil membunuh 7 Jenderal besar Belanda, yang membuat Belanda saat itu sangat terpukul dan malu di mata dunia", ujar Cut Putri.
Sebelumnya Cornelis De Houtman telah membunuh Syahbandar Aceh yang tengah muhibah ke kapal Belanda.
Laksamana Malahayati yang marah langsung membunuh Cornelis De Houtman dan menangkap semua orang Belanda awak kapal.
Cornelis de Houtman tewas di tangan Laksamana Malahayati, dibunuh di atas geladak kapal Belanda dengan perang tanding satu lawan satu, dalam pertempuran dengan pasukan Inong Balee yang dipimpin oleh Malahayati tanggal 11 September 1599.
Adik Cornelis De Houtman yaitu Frederick De Houtman bersama seluruh awak kapal ditawan oleh Laksamana Malahayati.
Akibatnya Prints Maurits dari Belanda meminta belas kasihan pada Sultan Aceh, maka orang Belanda kemudian dibebaskan.
Baca juga: Marcella Zalianty Targetkan Kisah Laksamana Malahayati Jadi Film
Akhirnya Aceh dan Belanda menjalin hubungan diplomatik yang baik, utusan Aceh bahkan datang ke Belanda, dan Negara Aceh menjadi negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Belanda dari Spanyol.
Laksamana Malahayati juga berperan penting dalam banyak hal di lingkungan Istana Darud Donya Kesultanan Aceh Darussalam.
Dalam Hikayat Aceh, yang kini sudah diakui UNESCO, Pihak Portugis meminta Benteng Kuta Biram (Kuta Leubok) kepada Sultan Alaiddin Riayat Syah Sayyidil Al Mukammil.
Namun sebelum itu dilakukan perlombaan kuda antara Perkasa Alam (Sultan Iskandar Muda) dan penunggang kuda dari Portugis.
Prohaba.co
UNESCO
Sidang Umum Ke-42 Unesco
Sidang Umum UNESCO
Laksamana Malahayati
Hari Perayaan Internasional
Keumalahayati
Banda Aceh
Aceh
Darud Donya Aceh
Ekspor Batu Bara ke India, Aceh Dapat Rp516 Miliar per Bulan |
![]() |
---|
Dua Pria Terduga LGBT di Banda Aceh Resmi Jadi Tersangka, Berkas Segera ke Jaksa |
![]() |
---|
Status Gunung Burni Telong Naik ke Level Waspada, Warga Diminta tak Panik |
![]() |
---|
Bunda PAUD Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal Sapa Murid TK & SD Methodist |
![]() |
---|
Dua Pria Diduga Pelaku LGBT Diamankan di Kos-kosan Banda Aceh, Terancam 100 Cambukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.