GAWAT, Akibat Persaingan Bisnis Ibu dan Anak Tewas Dibunuh Tetangga

Kedua korban yang bernama Rosidah (54) dan Ahmad Fauzi (13) tewas dibunuh tetangganya yang berinisial MS.

|
Penulis: Redaksi | Editor: Fadil Mufty
Tribun Jatim Network/Galih Lintartika
Pelaku pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Mandaran, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, saat diamankan polisi, Minggu (31/12/2023). 

PROHABA.CO -- Satreskrim Polres Pasuruan menangkap pelaku pembunuhan ibu dan anak pada Sabtu (30/12/2023).

Kedua korban yang bernama Rosidah (54) dan Ahmad Fauzi (13) tewas dibunuh tetangganya yang berinisial MS.

MS merupakan tetangga korban yang memiliki usaha warung sembako.

Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota, AKP Rudy Hidajanto menyatakan motif MS membunuh korban lantaran iri bisnis sembako korban sukses.

Rosidah berhasil meraup untung puluhan juta rupiah per bulannya.

Kesuksesan Rosidah inipun membuat hati dan mata pelaku gelap.

Pelaku nekat membunuh Rosidah dan anaknya, Ahmad Fauzi secara sadis.

“Ya motifnya karena pelaku ingin keluarga besar Rosidah ini mati. Tujuannya, ketika Rosidah mati, otomatis usahanya juga akan mati. Nah, kematian bisnis Rosidah ini, membuka peluang bisnisnya berkembang,” kata AKP Rudy Hidajanto, Minggu (31/12/2023).

Menurut AKP Rudy Hidajanto, pelaku dan istrinya memiliki bisnis sembako kecil-kecilan.

Pelaku ingin bisnisnya maju seperti korban. Hingga akhirnya, ia kepikiran untuk menghabisi nyawa dan bisnis korban.

“Pelaku merencanakan pembunuhan ini selama dua bulan sebelum hari penghabisan. Sebenarnya, dilakukan dua hari yang lalu, tapi, karena ada kendala, dia akhirnya menghabisi korban Sabtu (30/12/2023) kemarin,” papar dia.

Disampaikan AKP Rudy Hidajanto, asumsi pelaku, ketika korban dan keluarganya meninggal, otomatis bisnisnya hancur. Dan itu membuka pintu bisnis sembakonya terbuka lebar, karena sudah tidak ada saingannya lagi.

“Pelaku ini menyelinap ke rumah korban sejak Sabtu subuh sekitar pukul 05.00 WIB. Dia mulai menghabisi korban. Caranya, memukul korban dengan benda tumpul seperti pompa angin dan beberapa barang lainnya,” jelasnya.

Rosidah dan anaknya, Ahmad Fauzi dibunuh pelaku.

Namun anak perempuan korban berhasil melawan pelaku.

Sekalipun, anak perempuan korban ini sempat dicekik, dan kepalanya dibentur-benturkan ke tembok.

“Anak korban perempuan ini terluka, tapi berhasil meminta bantuan kekasihnya. Sehingga, kekasihnya datang bersama warga dan berhasil menyelamatkannya, termasuk menangkap pelaku,” ujarnya.

AKP Rudy Hidajanto menyebut, pelaku akan dijerat dengan pasal pembunuhan berencana.

Sebab, dia sudah merencanakan aksinya selama dua bulan. Mulai menyiapkan rencana masuk dan cara menghabisi para korbannya.

Sebelumnya, warga Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Mandaran, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, mendadak geger di penghujung tahun 2023, Sabtu (30/12/2023) pagi.

Ibu dan anak ditemukan meninggal dunia dan bersimbah darah di dalam rumahnya.

Mereka adalah Rosidah (54), dan anak laki-lakinya, Ahmad Fauzi (13).

Mereka dibunuh oleh tetangga belakang rumah korban yang berinisial, MS.

Sekadar informasi, Rosidah adalah seorang janda yang kaya.

Rosidah baru saja ditinggal pergi suaminya meninggal belum genap satu tahun ini.

Polisi memastikan tidak ada barang berharga korban yang hilang.

Kronologi Kejadian

Kasatreskrim Polres Pasuruan Kota, AKP Rudy Hidajanto mengatakan, pelaku masuk ke dalam rumah korban Rosidah dengan menyelinap.

Pelaku diduga kuat melompat pagar rumah korban.

Setelah masuk, pelaku langsung bergegas ke toko korban yang posisinya terpisah dengan bangunan rumah.

Di sana, pelaku menemui korban Rosidah.

“Pelaku diduga kuat langsung menyerang Rosidah. Setelah itu, korban disekap, tangannya, dan lehernya diikat dengan selendang, hingga tewas di dalam tokonya,” ujar AKP Rudy Hidajanto, Sabtu (30/12/2023).

Setelah melumpuhkan Rosidah, pelaku masuk ke dalam rumah.

Di musala, pelaku mengetahui ada anak laki-laki korban.

Saat itu juga, pelaku menyerangnya.

“Pelaku masuk ke dalam musala dan menyekap anak korban. Dia juga diperlakukan sama, tangan dan kakinya diikat dan dibekap,” ungkapnya.

Namun, kata dia, polisi belum bisa memastikan penyebab kematian korban.

Menurutnya, perlu ada hasil visum dan autopsi untuk memastikan penyebab kematiannya.

“Apakah tewas setelah dipukul benda tumpul, atau benda tajam. Nah itu yang perlu kami pastikan dengan menunggu hasil visum sekaligus autopsi,” paparnya.

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved