Viral di Medsos

Ditandu Sejauh 17 Kilometer untuk Berobat, Warga Mamuju Meninggal dalam Perawatan di Rumah Sakit

Dian (56), warga Desa Siraun, Kabupaten Mamuju, Kecamatan Kalumpang, Sulawesi Barat (Sulbar), ditandu sejauh 17 kilometer oleh masyarakat setempat.

Editor: Jamaluddin
DOK WARGA DESA SIRAUN
Warga Desa Siraun, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulbar, yang ditandu sejauh 17 kilometer ke puskesmas usai akses jalan tertutup material longsor, pada Kamis (1/2/2024). 

Dalam video yang diunggah akun @infomamuju_ di instagram itu, terlihat beberapa warga menandu Dian dengan melintasi jalan yang cukup ekstrem.

PROHABA.CO, MAMUJU – Dian (56), warga Desa Siraun, Kabupaten Mamuju, Kecamatan Kalumpang, Sulawesi Barat (Sulbar), ditandu sejauh 17 kilometer oleh masyarakat setempat untuk berobat ke puskesmas.

Hal itu dilakukan warga karena akses jalan dari rumah Dian menuju puskesmas tertutup material longsor.

Kejadian ini terekam dalam video berdurasi satu menit yang tersebar di media sosial Facebook dan Instagram.

Dalam video yang diunggah akun @infomamuju_ di instagram itu, terlihat beberapa warga menandu Dian dengan melintasi jalan yang cukup ekstrem.

Namun, Dian akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Mamuju.

Dikutip dari Kompas.com, Kepala Desa Siraun, Hasan, mengatakan, Dian meninggal dunia pada Sabtu (3/2/2024) pagi.

Menrutnya, Dian sempat ditandu warga ke Puskesmas di Desa Karataun sejauh 17 kilometer, pada Kamis (1/2/2024).

Saat tiba di puskesmas, Dian lalu dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Mamuju keesokan harinya.

Pada Sabtu (3/2/2024), Dian dinyatakan meninggal karena menderita penyakit hepatitis.

"Jenazah korban sudah dibawa pulang ke rumahnya kemarin sore (Sabtu sore-red).

Iya (jenazah), jenazahnya ditandu lagi karena tidak bisa dilalui mobil," kata Hasan, saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon pada Minggu (4/2/2024).

Hasan menjelaskan, kondisi jalan ke Desa Siraun sudah puluhan tahun tak bisa dilalui mobil. Mobil terakhir bisa melintas di jalan Desa Siraun yang tembus ke Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan, sebutnya, terjadi pada tahun 1998 silam.

Setelah itu, sambung Hasan, jalan tersebut terus mengalami kerusakan hingga sekarang.

Bahkan, setiap kali hujan deras terjadi, longsor sering terjadi di beberapa titik hingga materialnya menutupi akses jalan.

Hal itu membuat masyarakat Desa Siraun sering bergotong royong menandu warga lain jika ada yang mengalami sakit atau hamil dan membutuhkan pengobatan di puskesmas.

"Kenyataannya memang dari turun temurun sampai sekarang ditandu terus kalau ada yang sakit, karena memang mobil tidak bisa tembus sampai ke Desa Siraun," ujar Hasan.

Hasan mengaku, pihaknya sudah beberapa kali melaporkan hal itu ke Pemkab Mamuju dan Pemprov Sulawesi Barat tentang kondisi jalan di desanya yang terus mengalami kerusakan.

Ia mengakui, perbaikan jalan di desanya itu sulit dilakukan mengingat ekskavator sulit masuk ke lokasi jalan yang rusak karena harus melewati jalan yang sangat ekstrem.

Setidaknya, tambah Hasan, ada dua titik jalan yang tak bisa dilalui kendaraan karena harus ada jembatan.

Jika jembatan ini dibangun, barulah akses jalan di des aitu bisa diperbaiki.

"Kalau itu (jembatan) bisa dibangun pemerintah provinsi di dua titik lokasi, mobil akan sampai di Siraun ketika jalannya diperbaiki," ucap Hasan. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Mamuju yang Ditandu Sejauh 17 Kilometer untuk Berobat Dinyatakan Meninggal Dunia",

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved