Tahukah Anda

Benarkah Pura-Pura Tersenyum Bisa Membuat Bahagia? Ini Penjelasannya

Mungkin kita sering memalsukan senyuman di depan orang lain untuk menutupi kesedihan, sehingga tidak ada yang tahu perasaan kita yang sebenarnya.

Editor: Muliadi Gani
Unsplash/Lesly Juarez
Ilustrasi senyum(Unsplash/Lesly Juarez) 

PROHABA.CO - Banyak yang mengatakan bahwa tersenyum adalah cara terbaik untuk mengawali hari. Ternyata saran ini ada benarnya.

Studi menunjukkan, tersenyum dapat mengangkat suasana hati seseorang, menurunkan stres, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan mungkin dapat memperpanjang hidup.

berpura-pura tersenyum dapat mempengaruhi suasana hati individu karena orang menyimpulkan bahwa tersenyum secara otomatis mengaktifkan proses biologis yang terkait dengan emosi.

Mungkin kita sering memalsukan senyuman di depan orang lain untuk menutupi kesedihan, sehingga tidak ada yang tahu perasaan kita yang sebenarnya.

Akan tetapi, apakah memaksakan senyum bisa membuat kita bahagia?

Marie Cross, asisten profesor kesehatan biobehavioral di Penn State, mengatakan bahwa pertanyaan ini telah menjadi kontroversi di kalangan ilmuwan.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penelitian telah mengungkapkan bahwa membuat diri kita tersenyum dapat meningkatkan suasana hati (mood).

Baca juga: Luar Biasa! Finlandia Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia 7 Tahun Berturut-turut, Ini Indikatornya

Senyum memengaruhi emosi?

Sebuah meta analisis tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Bulletin menemukan bahwa senyum tidak hanya memperkuat kebahagiaan, tetapi juga menciptakannya.

Menurut Nicholas Coles, ilmuwan di Universitas Stanford sekaligus dan peneliti utama studi tersebut, hal ini diibaratkan seperti perbedaan antara tersenyum sambil melihat gambar anak anjing dan tersenyum sambil menatap dinding kosong.

Dalam konteks tersebut, senyuman tidak hanya dapat meningkatkan perasaan bahagia terhadap anak anjing, tetapi juga dapat membuat seseorang merasa bahagia dalam konteks netral ketika ia tidak memiliki alasan sebenarnya untuk merasa bahagia.

Namun, Coles mengatakan, temuan metaanalisis tersebut tidak kuat karena sebagian besar didasarkan pada penelitian lama yang dipertanyakan.

Selain itu, studi berkualitas tinggi yang diterbitkan dalam jurnal Perspectives on Psychological Science pada tahun 2016 menghasilkan simpulan yang bertentangan ketika gagal mereplikasi temuan penelitian penting.

Berdasarkan dua faktor ini, Coles tidak sepenuhnya percaya pada temuan ulasannya sendiri.

Baca juga: 4 Tanda Orang Sedang Jatuh Cinta, Ada Emosi dan Fokus Pada Hal Positif

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Kita Merasa Bahagia? Berikut Penjelasannya

Maka ia mengumpulkan tim peneliti internasional dengan sudut pandang berbeda mengenai subjek tersebut, yang diberi nama The Many Smiles Collaboration.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved