Kunjungan Ketum PBNU ke Aceh

Tantangan Ekonomi Global Makin Kompleks, Ketua Umum PBNU Minta Warga Aceh Segera Membuka Diri

Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menghadiri silaturahmi dengan HUDA di Banda Aceh pada Minggu (30/6/2024).

Editor: Jamaluddin
DOK LTN PBNU
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menyampaikan sambutan dan arahan dalam silaturahmi dengan Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) di Banda Aceh pada Minggu (30/6/2024). 

Dengan dinamika seperti ini, Gus Yahya berpesan kepada warga Aceh untuk segera membuka diri. Saudi Arabia bisa menjadi contoh yang sebelumnya sangat tertutup dan kini mulai sadar serta segera membuka diri dalam dinamika internasional.

PROHABA.CO, BANDA ACEH - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menghadiri silaturahmi dengan Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), di Banda Aceh pada Minggu (30/6/2024).

Dalam kunjungan ke Aceh tersebut, Gus Yahya sempat menyampaikan ke Penjabat (Pj) Gubernur Aceh agar bisa mengupayakan menjadikan Aceh sebagai serambinya Indonesia.

“Kalau sekarang dikenal sebagai Serambi Mekkah, kita harus berjuang supaya Aceh sungguh berfungsi sebagai Serambi Indonesia,” kata Gus Yahya.

Kenapa Serambi Indonesia?

Karena Aceh berada di garis paling depan dan menjadi benteng sekaligus pintu utama ekonomi Indonesia.

Saat menghadiri silaturahmi dengan HUDA di Banda Aceh, Gus Yahya menyampaikan, tantangan ekonomi global yang akan dihadapi Indonesia akan semakin kompleks.

Ekonomi, menurut Gus Yahya, mulai bergeser dan akan segera dikuasai oleh negara-negara yang berada di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

“Ekonomi nanti akan dirajai Samudera Pasifik dan Hindia. Karena nanti kita lihat frekuensi ekonomi segera meningkat, mulai Afrika, Timur Tengah, Indonesia, dan sebagainya masuknya melalui Samudera Pasifik dan Hindia,” ungkap Gus Yahya dalam silaturahmi dengan HUDA di Banda Aceh pada Minggu (30/6/2024).

Gus Yahya mengatakan, masa depan ada di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.

Ketua Umum PBNU itu lantas bercerita ketika tahun 2016 dirinya menjadi satu-satunya tokoh ormas yang diundang menjadi bagian dari Komite Indopasifik di Inggris.

Pada saat itu, dinamika strategis Samudera Hindia dan Pasifik termasuk lalu lintas ekonomi mulai dibicarakan dengan serius oleh para diplomat senior yang ada di komite tersebut.

“Samudera Pasifik, ada persentuhan Filipina, Papua, dan sebagainya.

Tapi Samudera Hindia, kita tahu yang ada di garis paling depan adalah Aceh,” ujar Gus Yahya dalam keterangan tertulis LTN (Lembaga Ta'lif Wan Nasyr--Lembaga Infokom dan Publikasi PBNU) pada Senin (1/7/2024) siang, dikutip dari Serambinews.com.

Karena itu, saat berkunjung ke Aceh, Gus Yahya juga sempat menyampaikan ke Penjabat (Pj) Gubernur Aceh agar bisa mengupayakan menjadikan Aceh sebagai serambinya Indonesia.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved