Tradisi Tarekat di Aceh

Dayah Putri Muslimat Samalanga Bireuen Kukuhkan Ajaran Tarekat

Di tengah pesatnya arus modernisasi, Dayah Putri Muslimat Samalanga di Bireuen tetap Jadikan tarekat sebagai benteng spiritual bagi kaum perempuan.

Penulis: Riva Ramadhani | Editor: Muliadi Gani
serambinews.com
TAREKAT - Kegiatan pengambilan tarekat di Dayah Putri Muslimat Samalanga di Bireuen, kegiatan tersebut diikuti oleh santri asal dayah itu sendiri hingga dari berbagai kalangan. 

Dayah Putri Muslimat Samalanga Bireuen Kukuhkan Ajaran Trekat

PROHABA.CO, BIREUEN - Di tengah pesatnya arus modernisasi, Dayah Putri Muslimat Samalanga di Bireuen tetap kukuhkan ajaran tarekat sebagai benteng spiritual bagi kaum perempuan.

Di bawah kepemimpinan Abah H Tu Ahmadallah, dayah ini terus menjaga ajaran tarekat Khulwah dan Syattariah yang telah diwariskan turun-temurun.

Menurut Abah Ahmadallah, kedua tarekat ini memiliki akar kuat dalam tradisi Islam di Aceh.

Di lingkungan dayah, para santriwati, pengajar, dan alumni menemukan ketenangan batin serta memperkuat keimanan mereka dengan mengamalkan ajaran leluhur yang penuh makna.

“Tarekat Khulwah dan Syattariah adalah jalan kembali kepada Allah, melalui zikir, muhasabah, dan pengasingan diri, kita belajar menekan hawa nafsu dan mempererat hubungan dengan-Nya,” tulis Abah dalam pernyataan yang diterima Prohaba.co, pada Kamis (13/3/2025) diktip dari Serambinews.com.

Baca juga: Polisi Bekuk 2 Tersangka Terkait Pencurian Kabel Listrik PLN Samalanga Bireuen,Ini BB Yang Diamankan

Ajaran ini diwariskan dari generasi ke generasi sejak masa Tgk Jalaluddin hingga Tgk Abi Hanafiah, yang dikenal sebagai mantan Pimpinan Dayah MUDI Samalanga dan penjaga utama tarekat ini.

Hingga kini, ijazah tarekat Khulwah dan Syattariah masih terus diberikan sebagai cahaya bagi mereka yang mencari makrifat.

Khulwah sendiri adalah proses penyucian batin melalui pengasingan diri.

Di Dayah Putri Muslimat, praktik ini tidak sekadar menyendiri, melainkan menjadi sarana pembersihan jiwa yang mendalam.

Biasanya, khulwah berlangsung selama 30 hari, akan tetapi ada juga yang memilih durasi lebih singkat mengikuti kemampuan pribadi masing masing .

Sepanjang proses tersebut, jamaah menghabiskan waktu untuk berzikir, membatasi pembicaraan, dan menghindari hal-hal bersifat duniawi.

Baca juga: Lima Rumah di Simpang Ulim Ludes Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 280 Juta

Tgk Marlaini, selaku koordinator khulwah di dayah itu, menyebutkan bahwa khulwah adalah latihan disiplin diri yang sangat ketat. 

“Selama khulwah, kita belajar mengendalikan emosi, mengatur pola makan, bahkan mengurangi tidur demi memperbanyak ibadah malam, Ini adalah proses melawan hawa nafsu, mengikis ego, serta menanamkan kesabaran,” ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved