Egg Freezing

Luna Maya Pilih Egg Freezing di Usia Muda, Inilah Fakta, Risiko, dan Biayanya di Indonesia

Pembekuan sel telur atau dikenal dengan istilah egg freezing merupakan prosedur yang semakin umum dilakukan oleh perempuan yang ingin menunda kehamila

Penulis: Amelia Puspa Trinanda | Editor: Jamaluddin
Canva Premium
ILUSTRASI EGG FREEZING - Ilustrasi Egg Freezing diambil dari aplikasi Canva Premium pada Kamis (8/5/2025). Luna Maya memilih melakukan Egg Freezing di Usia Muda. Berikut ini fakta, risiko, dan biayanya di Indonesia. 

Namun, angka pasti keberhasilannya masih terus diteliti, mengingat egg freezing merupakan metode yang relatif baru dan data jangka panjangnya masih terbatas.

Ada berbagai faktor yang memengaruhi tingkat keberhasilan prosedur ini, namun dua yang paling utama adalah usia saat pembekuan dilakukan serta jumlah sel telur yang berhasil dibekukan. 

Secara umum, peluang kehamilan akan menurun jika pembekuan dilakukan setelah usia 35 tahun.

Selain itu, penting untuk diingat bahwa keberhasilan kehamilan tidak hanya bergantung pada kualitas sel telur, tapi juga pada kualitas sperma yang digunakan saat proses pembuahan berlangsung.

Prosedur Pembekuan Sel Telur/Egg freezing

Masih dilansir dari laman hellosehat, egg freezing bukanlah prosedur yang bisa diselesaikan dalam satu kali kunjungan. 

Prosesnya memerlukan waktu beberapa minggu hingga bulan, karena melibatkan sejumlah tahap persiapan medis yang penting.

Sebagai langkah awal, dokter akan meminta Anda menjalani serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kondisi kesehatan reproduksi. 

Pemeriksaan ini dapat mencakup Pap smear, tes hepatitis dan HIV, skrining infeksi klamidia, hingga pengukuran kadar hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone) yang berperan penting dalam produksi sel telur.

Setelah hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Anda siap menjalani prosedur, tahap selanjutnya adalah stimulasi hormon. 

Proses ini mirip dengan tahapan dalam program bayi tabung (IVF), di mana Anda akan mendapatkan suntikan hormon selama beberapa hari untuk merangsang ovarium agar menghasilkan lebih banyak sel telur dalam satu siklus.

Menurut laman Johns Hopkins Medicine, yang dilansir dari laman hellosehat, dokter biasanya akan memberikan suntikan hormon sebanyak 2–3 kali dalam rentang waktu 10–12 hari untuk merangsang ovarium menghasilkan banyak sel telur. 

Selama periode ini, Anda akan menjalani beberapa pemeriksaan, termasuk USG sebanyak 4–6 kali dan tes darah rutin, untuk memantau perkembangan folikel dan kualitas sel telur.

Begitu sel telur mencapai kematangan, dokter akan mengambilnya menggunakan jarum khusus yang dimasukkan melalui vagina. 

Jarum ini dilengkapi dengan alat vakum di ujungnya untuk menarik sel telur keluar dari folikel. 

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved