Keistimewaan Bulan Zulhijjah
Bulan Zulhijjah Miliki Banyak Keistimewaan, Jangan Lupa Lakukan Ibadah-Ibadah Sunat Berikut Ini
Bulan Ke-12 (bulan terakhir) dalam tahun Islam ini merupakan satu dari empat bulan yang diharamkan selain Rajab, Dzulqaidah, dan Muharram.
Karena itulah, kata Tgk Sulfanwandi, sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah sangat istimewa karena berkumpulnya induk atau inti dari ibadah yang tidak ada pada bulan lain.
PROHABA.CO - Salah satu bulan dalam tahun Hijriah adalah bulan Zulhijjah.
Bulan Ke-12 (bulan terakhir) dalam tahun Islam ini merupakan satu dari empat bulan yang diharamkan selain Rajab, Dzulqaidah, dan Muharram.
Setiap bulan haram tersebut tentu memiliki keistimewaan dan kelebihannya masing-masing.
Banyak hadits dan riwayat-riwayat yang menceritakan tentang hal tersebut.
Lalu, apa saja keistimewaan bulan Zulhijjah yang akan datang beberapa hari lagi?
Selanjutnya, amalan-amalan sunat apa saja yang dianjurkan untuk kita kerjakan di bulan pengujung tahun Hijriah ini?
Pimpinan Dayah Raudhatul Qur'an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA, menjelaskan beberapa hal terkait bulan Zulhijjah.
Menurutnya, saat ini kita sudah berada di pertengahan bulan Zulqaidah.
Itu berarti bahwa kita hampir memasuki bulan Zulhijjah.
Zulhijjah, sebut Tgk Sulfanwandi, adalah bagian dari الأشهر المعلومات yaitu bulan-bulan yang dimaklumkan.
Atau sering juga disebut dengan
الأشهر الحرم هي أربعة: رجب وذو القعدة وذو الحجة والمحرم
Artinya: Bulan-bulan yang diharamkan ada empat yaitu Rajab, Dzulqaidah, Dzulhijjah, dan Muharram.
Setiap bulan haram tersebut memiliki keistimewaan dan kelebihan masing-masing.
Banyak hadits dan riwayat-riwayat yang menceritakan tentang hal tersebut.
Tgk Sulfanwandi menjelaskan, sepuluh hari awal bulan Zulhijjah memiliki keistimewaan tersendiri.
Sehingga banyak ulama memperkenalkan kepada kita tentang 10 awal bulan Zulhijjah tersebut.
قال سعيد بن جبير: "لا تُطْفِئوا سُرُجَكم ليالي العشر"؛ [سير أعلام النبلاء
Artinya: Sa’id bin Jubair--rahimahullah--mengatakan: ‘Jangan kalian matikan lampu rumah kalian pada malam-malam sepuluh hari pertama Dzulhijjah’ agar bisa terus beribadah. (Hilyatul Awliya’ 4/281 dan Siyar A’laam an Nubala’ 4/326)
Maksud dari tidak mematikan lampu rumah pada malam sepuluh pertama bulan Zulhijjah, sebut Tgk Sulfanwandi, adalah diharapkan kita dapat beribadah semalaman dengan mengisi malam tersebut dengan shalat-shalat sunat, membaca Al-Qur'an, dan ibadah-ibadah sunat lainnya.
Namun kalau mati lampu pada malam hari, itu berarti manusia di dalam rumah tersebut sudah pasti tidur sepanjang malam tanpa beribadah.
“Begitulah cara ulama menggalakkan sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah.
Lampu rumah terus hidup hingga pagi serta malamnya diisi oleh penghuni rumah dengan shalat, membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berbagai ibadah sunat lainnya,” jelas Tgk Sulfanwandi dikutip dari Serambinews.com.
قال الحافظ ابن حجر العسقلاني رحمه الله: الذي يظهر أن السبب في امتياز عشر ذي الحجة لمكان اجتماع أمهات العبادة فيه, وهي: الصلاة, والصيام, والصدقة, والحج, ولا يتأني ذلك في غيره.
Artinya: Ibnu Hajar Al-Asqalani ra berkata: ‘Penyebab keistimewaan sepuluh Dzulhijjah berkumpulnya inti ibadah di dalamnya antara lain shalat, puasa, sadekah, dan haji yang ibadah tersebut tidak ada pada bulan lain."
Karena itulah, kata Tgk Sulfanwandi, sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah sangat istimewa karena berkumpulnya induk atau inti dari ibadah yang tidak ada pada bulan lain.
“Adapun amalan-amalan yang bisa kita lakukan pada sepuluh malam pertama bulan Zulhijjah, antara lain, kita boleh memperbanyak shalat-shalat sunnah seperti shalat Taubat, shalat Tasbih, shalat Tahajjud, shalat Hajat, dan lain-lain,” ungkap Tgk Sulfanwandi yang juga dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Ar-Raniry, Darussalam, Banda Aceh ini.
Sementara di siang hari, lanjut Tgk Sulfanwandi, kita disunatkan untuk berpuasa hingga puncaknya pada hari Arafah atau tanggal 9 Zulhijjah.
Rasulullah SAW bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَه
ُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arafah (9 Zulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)
Lulusan Dayah Darussalam, Labuhan Haji, Aceh Selatan, dan Dayah Budi, Lamno, Aceh Jaya, ini mengatakan, mayoritas ulama berpendapat bahwa dosa-dosa yang dihapus karena puasa Arafah adalah dosa kecil (An-Nawawi, Syarah Muslim, juz 3, h. 113).
Pada bulan Zulhijjah, Allah juga mewajibkan haji bagi orang Islam sekali seumur hidupnya.
يقول الإمام ابن رجب رحمه الله: (لمَّا كان الله سبحانه وتعالى قد وضع في نفوس المؤمنين حنينًا إلى مشاهدة بيته الحرام، وليس كُلُّ أحد قادرًا على مشاهدته في كل عام، وقد فرض على المستطيع الحج مرة واحدة في عمره، وجعل موسم العشر مشتركًا بين السائرين والقاعدين، فمن عجز عن الحج في عام قدر في العشر على عمل يعمله في بيته يكون أفضل من الجهاد الذي هو أفضل من الحج.
Artinya: “Imam Ibnu Rajab rahimahullah berkata: ‘Karena Allah SWT telah menanamkan dalam jiwa orang-orang mukmin kerinduan untuk melihat Baitullah-Nya, dan tidak semua orang mampu melihatnya setiap tahun, maka Dia telah mewajibkan haji bagi mereka yang mampu melakukannya sekali seumur hidup, dan Dia telah menjadikan masa sepuluh hari itu sebagai masa yang dijalani bersama bagi mereka yang bepergian dan mereka yang tinggal di rumah.
Maka barang siapa yang tidak mampu melaksanakan haji dalam satu tahun, maka ia dapat beramal di rumahnya selama sepuluh hari itu, yang lebih baik daripada jihad, yang lebih baik daripada haji.”
“Dalam riwayat di atas jelas bahwa Allah mewajibkan haji bagi umat Islam sekali seumur hidup dan itu dilakukan dalam bulan Zulhijjah.
Bahkan, bagi orang-orang yang belum mampu melaksanakan haji, Allah juga memberikan kesempatan untuk beribadah pada sepuluh pertama bulan Zulhijjah dengan pahala yang sangat besar melebihi jihad fi Sabilillah,” jelas pembimbing ibadah haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar ini.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya:
"Sungguh Allah menurunkan pada setiap hari dan malam 120 rahmat di Baitullah ini. 60 rahmat untuk orang yang melakukan tawaf, 40 rahmat bagi orang yang mendirikan salat, dan 20 rahmat bagi orang yang memandang ke arah Ka’bah.” (HR Thabrani)
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga bersabda:
Dari Jabir, Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:
صَلاَةٌ فِى مَسْجِدِى أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلاَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلاَةٌ فِى الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلاَةٍ فِيمَا سِوَاهُ
Artinya: "Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya." (HR Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406)
Teungku kelahiran Meukek (Aceh Selatan), 5 Agustus 1969 ini mengungkapkan, begitulah Allah SWT memberikan keistimewaan pada bulan Zulhijjah.
“Orang-orang yang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci mempunyai kelebihan yang berlipat ganda pahalanya, tapi kita yang belum mampu menunaikan ibadah haji juga diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk melakukan amalan-amalan yang banyak pada sepuluh hari pertama bulan Zulhijjah tersebut,” tambah Tgk Sulfanwandi yang juga Mutawif (Pembimbing) Utama Travel Umrah PT Al Azhar Laris Banda Aceh ini,
سئل شيخ الإسلام رحمه الله: عن عشر ذي الحجة, والعشر الأواخر من رمضان, أيهما أفضل؟ فأجاب: أيام عشر ذي الحجة أفضل من أيام العشر من رمضان, والليالي العشر الأواخر من رمضان أفضل من ليالي عشر ذي الحجة. فضل العمل الصالح في أيام عشر ذي الحجة
Artinya: Ada yang bertanya kepada Syaikhul Islam ra tentang mana istimewa 10 Zulhijjah atau 10 akhir bulan Ramadhan? Beliau menjawab: "10 awal hari bulan Zulhijjah lebih utama dan afdhal dari 10 hari bulan Ramadhan, sedangkan 10 malam akhir bulan Ramadhan lebih utama dan afdhal dari 10 malam awal bulan Zulhijjah.
Banyak kelebihan beramal shalih pada hari 10 bulan Zulhijjah."
Jadi, sebut Tgk Sulfanwandi, keistimewaan 10 hari bulan Zulhijjah terletak pada siang harinya.
Namun demikian, anjuran untuk terus memperbanyak ibadah pada malam hari juga sangat banyak hingga ada anjuran jangan mematikan lampu rumah agar bisa terus beribadah sepanjang malam. (*)
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.