Keutamaan Hari Arafah
Hari Arafah Miliki Banyak Keutamaan, Berikut Amalan yang Bisa Dikerjakan pada Hari Istimewa Ini
Hari Arafah adalah hari kesembilan dalam bulan Zulhijjah dan merupakan hari kedua dalam prosesi pelaksanaan ibadah haji.
Terkait hal ini, Tgk Sulfanwandi pertama-tama menjelaskan bahwa para ulama salaf sudah banyak menceritakan tentang keagungan ibadah haji yang sangat luar biasa, banyak rahasia-rahasia dalam perjalanan menuju Baitullah tersebut.
Lebih dari itu, sebutnya, ibadah haji memiliki peranan penting dalam mengisi spiritual jiwa umat Islam.
Rasulullah SAW bersabda:
العُمرةُ إلى العُمرةِ كفَّارةٌ لِما بينَهُما والحجُّ المبرورُ ليسَ لَهُ جزاءٌ إلَّا الجنَّةُ
Artinya: "Perjalanan antara ibadah satu umrah ke umrah berikutnya adalah penghapus dosa.
Haji mabrur tidak ada balasan kecuali surga." (HR. Bukhari Muslim)
Tgk Sulfanwandi juga mengatakan, para ulama salaf sudah banyak menyampaikan tentang makna haji mabrur, serta amalan dan syarat-syarat mereka ketika melaksanakan haji yang merupakan penerapan dari makna-makna kelebihan haji dan sifat-sifat yang agung tersebut.
“Salah satu makna haji mabrur adalah melaksanakan segala ketaatan dan istiqamah dalam mengerjakan amal Kebajikan,” ujar Tgk Sulfanwandi yang juga Pembimbing ibadah haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) Raudhatul Qur’an, Tungkop, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar.
Allah Swt sudah menjelaskan tentang istiqamah dalam mengerjakan amal kebajikan dalam firman-Nya yang berbunyi:
لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْاۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ ١٧٧
Artinya: "Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan shalat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 177)
Al-Hafiz Ibnu Rajab ra berkata: “Ayat itu menyebutkan bahwa ada enam macam ketakwaan, dan barang siapa menyempurnakannya maka ia sudah menyempurnakan ketakwaan.
Pertama: beriman kepada enam rukun iman.
Kedua: memberi harta kesayangan kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, orang yang meminta, dan memerdekakan budak.
Ketiga: mendirikan shalat.
Keempat: menunaikan zakat.
Kelima: memenuhi janji.
Keenam: sabar dalam kesulitan, kesusahan, dan di kala perang.”
Semua itu, sebut Tgk Sulfanwandi, wajib bagi jamaah haji.
Sebab, hajinya tidak sah tanpa iman, serta hajinya tidak sempurna dan diterima tanpa mendirikan shalat dan menunaikan zakat.
Karena rukun Islam itu saling berkaitan, maka iman dan Islam tidaklah sempurna sampai keduanya sudah ditunaikan.
Dan, tidak sempurna ketakwaan haji kecuali dengan menunaikan janji-janji dalam perjanjian dan persekutuan serta rukun-rukun yang diwajibkan dalam perjalanan haji.
Tgk Sulfanwandi menambahkan, memberikan harta yang dicintainya kepada orang yang Allah cintai dan masih harus bersabar terhadap musibah yang menimpanya dalam perjalanan, itulah ciri-ciri orang bertakwa.
“Maka barangsiapa yang melaksanakan haji tanpa mendirikan shalat, apalagi hajinya sunat, maka ia seperti orang yang berusaha mendapatkan satu dirham, lalu menghambur-hamburkan modal yang jumlahnya beribu-ribu dirham,” ungkap Tgk Sulfanwandi dikutip dari Serambinews.com.
Salah satu makna haji mabrur, sebut Tgk Sulfanwandi, adalah bersikap baik kepada manusia, berbuat baik kepada mereka, dan memiliki adab yang baik terhadap mereka.
Dalam Shahih Muslim, Nabi saw ditanya tentang ketakwaan, lalu Rasulullah menjawab: ‘Akhlak yang baik.’
Ini adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh jamaah haji.
“Itulah makna dari mendapatkan haji yang mabrur, istiqamah, dan terbimbing untuk selalu dekat dengan Allah Swt serta taat melaksanakan seluruh amal saleh dan kebajikan-kebajikan yang antara satu kebajikan dengan kebajikan lain saling bergantung dan menyempurnakan,” pungkas Tgk Sulfanwandi. (*)
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News
Hari Arafah
Keutamaan Hari Arafah
Amalan pada Hari Arafah
Haji Mabrur
ibadah haji
Wukuf
Puasa Arafah
Arafah
Padang Arafah
Tgk Sulfanwandi
Dr Tgk H Sulfanwandi Hasan MA
Pimpinan Dayah Raudhatul Quran
Islam
Prohaba.co
Mualem Minta Dukungan Menteri Lingkungan Hidup untuk Dana Abadi Kombatan dan Korban Konflik |
![]() |
---|
Gubernur Aceh Tolak Kebijakan Pusat untuk Potong Dana Transfer ke Daerah |
![]() |
---|
Satu Korban Longsor Tambang Emas di Aceh Jaya Dirujuk ke Banda Aceh |
![]() |
---|
Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi di Banda Aceh, Capai Rp 6,8 Juta per Mayam |
![]() |
---|
Ganesh, Pelajar SMPN 2 Banda Aceh Wakili Aceh di Cabang Karate Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.