PROHABA.CO, BANDA ACEH - Tim Riset Keilmuan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala (FKP USK) melakukan kegiatan riset desa terkait kemungkinan pengembangan technopark (taman sains) perikanan air tawar dalam meningkatkan perekonomian warga di Desa Dham Pulo, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar.
Kegiatan itu merupakan implementasi Program Riset Keilmuan yang didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan RI yang mengelola dana pendidikan.
Tim riset ini terdiri atas dosen FKP, FMIPA, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan Fakultas Pertanian (FP) USK, yakni Dedi Fazriansyah Putra SST. Pi, MSc (FKP/Ketua Tim), beserta tim periset Dr Zulkarnain Jalil MSi (FMIPA), Dr Syafruddin Chan MBA (FEB), dan Dr Monalisa MSi (FP), serta dibantu tim mahasiswa dari FKP dan FP USK.
Dham Pulo saat ini merupakan salah satu sentra budi daya lele tradisional yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Baca juga: 167 Lulusan FKIP Universitas Bina Bangsa Getsempena Diyudisium
Desa yang berjarak sekitar 15 km dari Kota Banda Aceh ini memiliki lebih kurang 20 kolam lele, baik yang terbuat dari tanah maupun dinding beton.
Menurut Dr Zulkarnain Jalil kepada Prohaba, Jumat (25/3/2022) siang, masalah utama yang sering dihadapi pembudi daya adalah minimnya keuntungan yang diperoleh akibat penggunaan pakan pelet atau pakan buatan.
Dalam kegiatan riset keilmuan ini dosen bersama mahasiswa dari Pogram Studi (Prodi) Budi Daya Perairan dan Agribisnis membantu masyarakat dalam pemanfaatan pakan alami sebagai pakan tambahan untuk mengurangi anggaran biaya pakan buatan.
Penggunaan pakan alami seperti azolla, lemna, dan wolffia, kata Zulkarnain, dapat mengurangi penggunaan tepung ikan yang kurang ekonomis.
Selain itu azolla, lemna, dan wolffi a merupakan jenis tanaman air yang mudah untuk dibudidayakan.
Pelaksanaan riset keilmuan di Desa Dham Pulo ini, kata Zulkarnain, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat desa dalam mengolah pakan alami untuk mengurangi biaya pakan.
Baca juga: Dosen Prodi Teknik Mesin FT USK Berhasil Cipta Turbin Handmade
Kemudian dikaji apakah akan dijadikan dalam bentuk tepung atau difermentasikan.
Terkahir, juga dikaji kelayakan usaha dan potensi bisnisnya.
Sementara itu, Iskandar selaku Kepala Desa Dham Pulo yang hadir bersama masyarakat dalam kegiatan riset keilmuan yangdiselenggarakan pada Kamis (24/3) tersebut terlihat cukup antusias.
Ia menyebutkan bahwa masyarakat desanya sudah memulai usaha budi daya ikan air tawar sejak tahun 2008 dan terus berlanjut hingga kini.
Salah satu pemateri dalam kegiatan ini, Dr Syafruddin Chan MBA mengatakan apabila dibangun technopark di Desa Dham Pulo ini, maka akan jadi peluang bisnis yang besar bagi masyarakat sekitar.
Hal itu, menurutnya, dapat terlaksana jika dibuat wisata edukasi mengenai ikan air tawar seperti lele atau produksi aneka olahan lele seperti abon atau nugget, dan disertai wisata kuliner masakan yang menggunakan bahan baku lele.
Sementara itu, Dr Monalisa MSi (FP) turut memboyong UKM Wirausaha dari Prodi Agribisnis USK untuk membantu promosi hasil dari riset keilmuan tersebut. (dik)
Baca juga: Dosen FSTIK UBBG Dilatih Tips dan Trik Lolos Hibah PPM 2022
Baca juga: Aktif dalam Percepat Vaksinasi, Umuslim Terima Penghargaan
Baca juga: UBBG Luncurkan Aplikasi DC-LOM sebagai Upaya Menuju Smart University